Monday, June 8, 2009

Dialog Ke-TUHAN-an : 35

DimasRangga said...

Dewi Prasetyo Said…

3.setelah kematian kita akan ke alam kubur, apakah benar dialam kubur itu kita akan dapat balasan dari apa yang kita perbuat didunia? bukankah setelah alam kubur ada alam akherat yang akan baru ditentukan kita akan ke surga atau neraka, lalu apa gunanya alam kubur kalau memang nantinya ada alam akherat (kalau saya salah mohon dikoreksi)

Semoga Om Dimas tidak bosan dengan pertanyaan2 saya. (Hehehe)

JAWABAN:

Saya bukan Om-Om lagi mbak..tapi saya seangkatan W.R. Soepratman..teman-teman seangkatan saya saja sudah pada meninggal semua. Ha ha..Cuma bercanda.

Insya Allah saya tidak akan bosan, Insya Allah semua ini akan jadi amal jariyah saya jika saya sudah dialam kubur, karena hanya Allah sajalah yang sanggup memberikan rizqi didunia ini baik sewaktu saya dialam penciptaan, alam kandungan, alam dunia, alam kubur sampai alam akherat nanti.

Setelah kematian kita akan ke alam kubur, apakah benar dialam kubur itu kita akan dapat balasan dari apa yang kita perbuat didunia?

Masalah balasan bukan hanya dialam kubur saja tetapi didunia ini juga kita akan mendapatkan balasan juga, jika kita berbuat baik maka kita akan mendapat balasan kebaikan dan pahala dari Allah SWT baik yang akan dibalasnya kelak diakherat nanti atau dipercepat didunia ini plus diakherat nanti. Contohnya jika kita bekerja keras, ikhlas dan cerdas maka kita akan mendapatkan balasan diduia seperti kekayaan, pangkat yang tinggi, dll. Jika kita mau belajar maka diri kita akan semakin pintar (Balasan didunia). Dan tentunya bekerja keras dan belajar akan mendapat pahala juga dari sisi akherat karena jika kita belajar dinegeri orang karena lilllahi ta’ala lalu mati maka dia termasuk mati dalam keadaan Syahid.

Jika kita didunia ini kita berbuat kriminal maka didunia ini kita juga dapat balasan hukumannya misalnya hukuman tembak mati, penjara, dll.

Jika kita mencuri atau berbuat curang tapi tidak ketahuan kita juga dihukum oleh hati nurani kita sendiri berupa perasaan gelisah, tidak tenteram, rasa bersalah, dll.
Berikut contoh balasan dunia dan akherat untuk orang yang mencari ilmu.
Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata, “Belajarlah (carilah ilmu) sebelum kamu menjadi pemimpin.” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dengan sanad shahih).
Bila anda ingin maju, majulah bersama ilmu. Karena ilmu itu banyak sekali keutamannya, diantara manfaatnya adalah :

1-Memiliki derajat yang tinggi di atas orang-orang yang beriman. (Al Mujadilah: 11). Allah meninggalkan orang-orang yang beriman dan berilmu lebih mulia daripada orang-orang yang beriman tanpa ilmu. Apalagi terhadap orang-orang yang tak beriman dan tidak berilmu.
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Orang-orang yang berilmu mempunyai derajat sebanyak tujuh ratus kali derajat di atas orang-orang mukmin. Jarak diantara dua derajat itu terbentang perjalanan selama lima ratus tahun.”

2-Allah membedakan kedudukan orang-orang yang memiliki ilmu dengan orang yang bodoh. (Az Zumar: 9). Rasulullah saw bersabda, “Kelebihan orang-orang yang berilmu atas ahli ibadah (tanpa dasar ilmu), seperti dengan kelebihanku atas orang yang paling hina di antara kalian.”

4-Semakin tinggi ilmu seseorang maka akan meningkatkan rasa takutnya (khasyah) kepada Allah dan dapat merasakan kebesaran Allah. (Fathir: 28).

5-Orang-orang yang berilmu merasa bodoh sehingga terdorong untuk terus belajar serta tawadhu’ terhadap kebenaran. (Al Hajj: 54). Ia juga mudah untuk mendapat nasehat, kritik, saran serta berlapang dada terhadap perbedaan pendapat.

6-Ilmu adalah syarat untuk menyempurnakan iman, memperkuat keyakinan, memperkaya wawasan dan komitmen keimanan. (Muhammad: 19).

7-Mendapat kemudahan jalan untuk masuk syurga. Semakin banyak ilmu yang dimiliki membuka peluang amal shalih. Rasul saw bersabda, “Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan jalan baginya ke surga.” (HR Muslim).

8-Orang yang meninggal saat mencari ilmu akan digolongkan orang yang mati syahid di jalan Allah. “Barangsiapa didatangi kematian pada saat dia sedang mencari ilmu, yang dengan ilmu itu ia hendak menghidupkan Islam, maka ia bersama para nabi satu derajat di surga.” (HR Thabrany, Ad-Darimiy, hadits hasan mursal).

9-Mengajarkan ilmu mendapatkan pahala yang sangat besar. Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa menunjuki orang lain pada kebaikan baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya.” (HR Bukhari Muslim)
“Apabila engkau tunjukkan seseorang kepada baginya Allah, maka itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (dalam riwayat lain, lebih baik daripada onta merah)” (HR Muslim).

10-Mendapat perlindungan dan penjagaan dari malaikat. Rasul saw bersabda, “Sesungguhnya para malaikat benar-benar menghamparkan sayapnya kepada orang-orang yang mencari ilmu, karena ridha terhadap apa yang dicarinya.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

11-Mendapat ketentraman, curahan rahmat dan penjagaan malaikat, serta dibanggakan oleh Allah di hadapan para malaikat-Nya. Rasul saw bersabda, “Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di dalam rumah Allah, dengan membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, melainkan turun kepada mereka sakinah, dan mereka diliputi rahmat, serta dikelilingi malaikat. Dan Allah membanggakan mereka di hadapan para malaikat.” (HR Muslim).
Orang yang meninggal saat mencari ilmu akan digolongkan orang yang mati syahid di jalan Allah.


Sampai disini kita fahami bahwa kematian bagi mereka diatas adalah rahmat Nya swt karena mereka digolongkan para syuhada, walaupun di dunia dihukumi tetap sebagai jenazah biasa, yaitu dishalatkan, dimandikan dll, namun di akhirat mereka bersama syuhada. Tak ada hisab bagi mereka kelak, langsung menuju sorga Allah swt.

Sabda Rasul saw bahwa semua musibah yg menimpa ummat beliau adalah penghapusan dosa, maka bertanya Aisyah ra
Ummulmukminin : Lalu kalau kita tertusuk duri itu apakah juga ada penghapusan dosanya?, Rasul saw menjawab : “Betul, bahkan gundah dihati pun merupakan penghapusan dosa” (Shahihain Bukhari dan Muslim).

Bahkan dalam riwayat lain Rasul saw bersabda : “Tiada henti hentinya musibah menimpa seorang muslim atau muslimah, pada dirinya, pada hartanya, pada keluarganya, hingga ia menemui Allah swt kelak tak membawa dosa sedikitpun.

Dalam riwayat lainnya dijelaskan bahwa musibah mengangkat derajat kita, maka demikian kasih sayang Nya Allah swt yg mengangkat derajat Hamba hamba Nya swt tanpa mereka sadari.

Mati Syahid bukan hanya dominasi orang yang sedang mencari ilmu saja, ada yang lain tapi saya sebutkan hanya beberapa saja seperti membela hartanya.

Dari Said Ibnu Zaid Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa terbunuh karena membela hartanya, ia mati syahid." Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
Orang yang tewas melindungi keselamatan hartanya mati syahid dan yang membela (kehormatan) keluarganya mati syahid dan membela dirinya (kehormatan dan jiwanya) juga mati syahid. (HR. Ahmad)


APA YG DIDAPAT ORANG YANG MATI SYAHID?

Seorang yang mati syahid dapat memberi syafaat bagi tujuh puluh anggota keluarganya. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Apa yang dirasakan seorang syahid yang terbunuh adalah seperti yang dirasakan seorang dari cubitan (gigitan serangga). (Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Para syuhada di lembah (tepi) sungai dekat pintu surga dalam bangunan berkubah berwarna hijau. Rezeki mereka datang dari surga setiap pagi dan petang. (HR. Al Hakim dan Ahmad)

Seorang yang mati syahid diberi enam perkara pada saat tetesan darah pertama mengalir dari tubuhnya: semua dosanya diampuni (tertebus), diperlihatkan tempatnya di surga, dikawinkan dengan bidadari, diamankan dari kesusahan kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), diselamatkan dari siksa kubur dan dihiasi dengan pakaian keimanan. (HR. Bukhari)


TENTANG SIKSA KUBUR

Al-Faqih berkata bahwa Abu Ja’far meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra. Bahwa orang mukmin itu apabila diletakkan di dalam kuburnya maka kuburnya itu dilapangkan 70 hasta, ditaburi harum-haruman dan ditutup dengan kain sutera. Apabila ia hafal sebagian dari Al-Qur’an maka apa yang dihafalnya itu menerangi seluruh kuburnya, dan apabila ia tidak hafal, maka ia dibuatkan cahaya seperti matahari di dalam kuburnya. Ia bagaikan pengantin baru yang tidur dan tidak dibangunkan kecuali oleh isteri yang sangat dicintainya. Kemudian ia bangun dari tidurnya seakan-akan ia belum puas dari tidurnya itu.

Sedangkan orang kafir, maka kuburnya disempitkan atasnya sehingga tulang-tulangnya masuk ke dalam perutnya lantas didatangi berbagai macam ular yang besar sebesar leher unta, dimana ular-ular itu makan dagingnya sehingga tidak tersisa daging pada tulangnya. Kemudian datang kepadanya malaikat yang tuli, bisu dan buta dengan membawa cambuk-cambuk dari besi. Mereka memukulinya dengan cambuk-cambuk itu tanpa mendengar jeritan dan melihat orang itu sehingga tidak akan timbul rasa belas kasihan kepadanya. Disamping itu neraka selalu diperlihatkan kepadanya baik diwaktu pagi maupun diwaktu sore.

Al-Faqih memberikan nasehat, barangsiapa yang ingin selamat dari siksaan kubur, maka ia harus senantiasa mengerjakan empat hal dan menjauhkan diri dari empat hal. Empat hal yang harus selalu dikerjakan itu adalah:

1. shalat
2. shadaqah
3. membaca Al-Qur’an
4. banyak membaca tasbih (subhanallah).

Keempat hal ini akan bisa menjadikan kubur itu terang dan lapang. Sedangkan empat hal yang harus ditinggalkan adalah;

1. dusta
2. khianat
3. adu domba
4. dan hati-hati dalam masalah kecing.

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) : “Bersihkanlah (besucilah) sewaktu kencing, karena kebanyakan siksa kubur itu karena kencing”.

Sufyan Ats-Tsauri berkata: “Barang siapa yang banyak mengingat kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu taman dari taman-taman sorga. Dan barangsiapa yang lalai kepada kubur maka ia akan mendapatkan kubur itu sebagai salah satu jurang dari jurang-jurang neraka”.

Sahabat Ali karromallahu wajhahu didalam khutbahnya mengatakan: “Wahai hamba Allah ingatlah mati, ingatlah mati karena kamu tidak bisa menghindar darinya. Bila kamu diam, maka ia akan datang menghampirimu; dan bila kamu lari, ia akan mengejarmu. Ia terikat pada ubun-ubunmu. Carilah keselamatan, carilah keselematan. Di belakangmu ada kubur yang selalu mengejar kamu. Ingatlah bahwa kubur itu bisa merupakan salah satu taman dari taman-taman sorga, dan bisa pula merupakan salah satu jurang dari jurang-jurang neraka. Ingatlah bahwa sesungguhnya kubur itu setiap hari berbicara tiga kali dengan perkataan; “aku adalah rumah gelap, aku adalah rumah duka cita, dan aku adalah rumah ulat”.


Ingatlah bahwa setelah itu ada suatu hari yang lebih ngeri dimana pada hari itu anak muda langsung beruban, orang tua pingsan, semua orang yang menyusui anaknya lalai terhadap anak yang disusuinya, semua wanita yang hamil menggugurkan kandungannya, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak, akan tetapi siksaan Allah itu sangat keras. Ingatlah, bahwa setelah itu ada neraka yang panas sekali, sangat curam, perhiasaannya besi, airnya nanah, di dalamnya tidak ada rahmat Allah sama sekali”. (mendengar khutbah ini kaum muslimin menangis tersedu-sedu).


Lalu Sayyidina Ali k.w melanjutkan khutbahnya: “Tetapi disamping itu ada sorga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa. Semoga Allah menyelamatkan kita dari siksaan yang pedih dan memasukkan kami dan kamu ke dalam sorga tempat kenikmatan”.

Rasulullah SAW bersabda (yang artinya) :“Kubur itu adalah pos (tempat pemberhentian) pertama dari pos-pos akhirat. Apabila seseorang selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih mudah daripadanya, dan apabila seseorang tidak selamat dari pos pertama itu maka pos berikutnya lebih berat daripadanya”.

Diriwayatkan dari Abdul Hamid bin Mahmud Al-Maghuli dimana ia berkata: “Sewaktu kami sedang duduk bersama-sama dengan Ibnu Abbas ra, tiba-tiba datanglah sekelompok kaum lalu berrkata: “Kamu berangkat dari rumah dengan maksud untuk menunaikan haji, dan ada seorang teman kami yang ketika sampai di daerah Dzatus Shafah meninggal dunia kemudian kami mengurusnya dan kami menggalikan kubur untuknya. Ketika kami menggali kubur dan membuat liang lahat ternyata liang lahat itu penuh dengan ular. Kemudian kami tinggalkan tempat itu, dan kami menggali lagi di temapt lain. Di tempat yang lain itu pun sama saja, liang lahatnya penih dengan ular. Kemudian kami tinggalkan tempat itu dan menggali lagi kubur untuk yang ketiga kalinya, dan ternyata di tempat itupun liang lahatnya penuh dengan ular. Kemudian kami tingalkan mayat itu dan kami datang kepadamu”. Ibnu Abbas ra berkata: “Itu adalah amal perbuatan yang ia lakukan sendiri. Pergilah dan kuburlah mayat itu di kubur yang mana saja. Demi Allah, seandainya kamu menggali seluruh bumi niscaya kamu kamu akan selalu menjumpai ular di dalamnya. Beritakanlah hal ini kepada kaumnya”. Abdul Hamid berkata: “Kemudian kami pergi dan mengubur mayat itu pada salah satu diantara ketiga kuburnyang kami galiitu. Ketika kami kembali (dari ibadah haji), kami mendatangi keluarganya dengan membawa barang kepunyaannya dan kami bertanya kepada istrinya: “Apa yang biasa dia lakukan waktu hidupnya ?”. Istrinya menjawab: “Ia dulu berjualan bahan makanan yaitu gandum. Setiap hari ia mengambil sebagian dari gandum dagangan itu untuk dimakan, kemudian sebanyak gandum yang dia ambil diganti dengan tangkai gandum yang warnanya serupa lalu ditumbuk dan dicampur dengan nya”.
Amar bin Dfinar berkata: “Ada seorang penduduk Madinah yang mempunyai saudari di ujung kota. Pada saat saudarinya sakit dan ia datang menjenguk saudarinya itu. Setelah sampai disana, saudarinya itu mati dan ia mengurusnya dan ikut menguburnya. Sesudah selali penguburan, ia pulang ke rumahnya lalu teringat bahwa kantong uangnya jatuh sewaktu mengubur saudarinya itu. Ia lalu minta tolong seorang teman untuk menggali kubur dan ia pun menemukan kantong yang jatuh itu. Ia berkata pada temannya: “Pergilah kamu, karena aku ingin melihat apa yang sedang terjadi pada diri saudariku”. Kemudian ia mengangkat penutup liang lahat dan tiba-tiba terlihat bahwa kubur itu menyalakan api. Ia lalu meratakan kembalikubur itu dan cepat-cepat pulang menemui ibunya dan bertanya: “Beritahukan kepadaku apa yang biasa dilakukakan oleh saudariku”. Ibunya menjawab: “Kenapa kamu menanyakan tentang saudarimu, sedangkan dia sudah meninggal dunia?”. Ia berkata lagi : “Tolong bu, beritahukan kepadaku”. :Ibunya menjawab: “Saudarimu itu suka mengakhirkan shalat dan tidak mengerjakan shalat dengan suci yang sempurna. Ia suka datang ke rumah-rumah tetangga dengan menceritakan kepada mereka apa yang ia dengar daengan maksud mengadu domba”.

Itulah yang menyebabkan siksaan kubur.
Oleh karena itu, barang siapa yang ingin selamat dari siksa kubur maka ia harus menjauhkan diri dari adu domba dan perbuatan-perbuatan dosa lainnya agar bisa selamat dari siksaannya dan dapat dengan mudah menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir.

Wassalam

April 22, 2009 12:11 AM

MamaAL said...

Ada buku yang saya sangat sukai, karena buku ini lebih bercerita kepada diri kita sendiri daripada keorang lain yang bertujuan untuk memperbaiki, mensucikan diri kita dan menelaah kesalahan dari jiwa kita dari gugusan-gugusan dosa, baik dosa yang besar maupun dosa halus yang sangat kecil yang kadang terabaikan oleh kita, buku ini saya rekomendasikan untuk muslim untuk berkaca atas diri kita dan dosa-dosa kita yang sering kita lakukan.

Nama buku: TAZKIYATUN NAFS
Bahasa Indonesia: MENSUCIKAN JIWA
Karangan: SA’ID HAWWA
Asal Pengarang: LUAR NEGERI

Jangan khawatir sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia kok…

OK Thanks…semoga bermanfaat.

MamaAL said
Terima kasih atas info-nya.Saya pasti membelinya.
Btw, saya ada beberapa pertanyaan yang kebetulan berhubungan dengan siksa kubur.
Akhir2 ini banyak sekali orang meninggal dibakar (dan sekarang sangat populer di Amrik) dan abu nya dibuang ke laut.
Bagaimanakah dalam ajaran Islam mengenai pembakaran ini?
Terima kasih Mas Dimas. Blog ini favorite saya.

April 29, 2009 11:09 AM

No comments: