Monday, June 8, 2009

Dialog Ke-TUHAN-an : 19

DimasRangga said...

Dimas said :
Dalam ajaran Kristen yang diajarkan oleh Paulus, seluruh manusia berdosa karena nenek moyang mereka, Adam dan Hawa, memakan buah terlarang. Hal ini bukan saja bertentangan dengan Al Qur’an, tapi juga bertentangan dengan ajaran Alkitab itu sendiri:
“Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya” (Yehezkiel 18:20)
Hal ini dibenarkan oleh Al Qur’an:
“Orang yang berdosa, tiada memikul dosa orang lain. Dan tiadalah untuk manusia, melainkan apa-apa yang dia usahakan” (An Najm 53:38-39)

Steve said: :
Maksudnya begini pak. Sejak lahir kita sudah ada kecenderungan berbuat dosa.
Contohnya begini, dari bayi pasti kita tidak pernah diajari berbohong oleh orang tua kita. Ketika kita kecil, suatu ketika kita tdk sengaja memecahkan vas bunga kesayangan ibu kita. Sore hari ibu bertanya , siapa yg pecahin vas bunga ibu ? Spontan kita menjawab : Bukan saya, bu. Kuciiingg !!! Padahal tidak ada yg ngajarin kita berbohong.
Kalau ada slogan bilang “ anak kecil gak bisa bohong”, itu salah besar. Liat aja faktanya.
Jadi dari lahir, kita memang sudah ada bibit/kecenderungan itu. Bibit itu ya datangnya dari peristiwa Adam dan Hawa, manusia pertama yg jatuh kedalam dosa.

Perkara dosa, saya setuju kalau berbuat dosa itu urusan masing2. Tapi seandainya seorang anak berbuat dosa lantaran orang tuanya, orang tuanya ya ikut kecipratan dosa jg.
Contoh : Di Indonesia, banyak orang tua yg membiarkan (bahkan menyuruh) anaknya menjadi wanita panggilan demi alasan ekonomi. Banyak orang tua bercerai, tidak bisa ngurus anak, lalu si anak terjerumus narkoba, dll

JAWABAN:

Dalam Islam orang yang belum akil Baligh belumlah disebut mendapat dosa seperti anak yang masih kecil/nalarnya/daya pikirnya belum sempurna, atau gila. Jika lantaran orangtua mendapat dosa lantaran anaknya melacur itu persoalan lain, orangtua adalah memiliki tanggung-jawab kepada anak-anaknya maka wajib melindunginya dari hal-hal jelek, seperti orang muslim yang diem saja padahal disekitarnya banyak sekali pelacuran, judi dan perbuatan maksiat lainnya maka wajiblah dia berbuat dakwah kalau tidak dia mendapatkan dosa. Sedang ajaran Paulus adalah dosa warisan dari Adam dan Hawa yang jauh-jauh hari diciptakan lebih dari dulu, eh tau-tau dapet dosa warisan segala.

Paulus mengajarkan bahwa seluruh umat manusia telah jatuh dalam dosa (Rum: 5:18) Tetapi dari suatu pelanggarannya itu, seluruh ummat manusia dikenai hukuman. Adilkah Allah itu? Dan mengapakah kami yang tiada tahu-menahu tentang Adam ini disuruh pula menanggung dosanya? Lebih tidak adil lagi, menurut kita, bila Paulus kemudian mengajarkan, bahwa untuk menebus sekian tumpukan dosa-dosa itu Allah kemudian menyalibkan anakNya yang tunggal. Dengan kata lain maka Yesus si putera Allah itu disalibkan karena gara-gara sebuah apel. Berhubung Yesus ialah juga Allah yang mutlak, maka kesimpulannya ialah Allah disalibkan oleh Allah lantaran sebuah apel. Alangkah memalukan, tetapi juga menggelisahkan bilamana seorang presiden terpaksa harus digantung dimuka umum karena ada seorang diantara rakyatnya yang mencuri. Presiden itu harus mati, karena seorang rakyatnya yang mencuri.

Mereka, sarjana-sarjana barat (tidak termasuk Kreamer, Van der Plass, Rifai Burhanuddin), merasa kasihan dan malu, mendengar Yesus putera Allah disalib, diludahi dan dicemeti 40 kali banyaknya, masih pula dimahkotai dengan duri. Dan Yesus (baca: Allah) disiksa begini adalah karena Adam tanpa sengaja mengikuti bujukan Hawa isterinya untuk memakan apel. Allah yang maha suci menerima korban darah anak-Nya.

Allah yang maha suci kini ternyata lebih dan jauh lebih kejam dari pada seekor singa. Bukankah seekor singa tidak akan memakan anaknya? Dan bukankah kemurkaan Allah hanya bisa dipadamkan oleh darah anaknya? Andailkan Yesus tidak mau disalib, bukankah sampai saat ini Allah masih meronta-ronta dalam kehangatan kemurkaannya? Maukah saudara memakan daging anaknya sendiri dan meminum darah anak saudara? Nah disitulah jawabnya.

Insyaflah saya jadinya bahwa bukannya kemuliaan sebenarnya yang diberikan Paulus kepada Allahnya, tetapi suatu penghinaan yang tiada taranya dimuka bumi ini.

Betulkah menurut kepercayaan Kristen bahwa anak cucu Adam dan Hawa dari sejak dilahirkan sudah membawa dosa?

Mengapa dosa Adam dan Hawa diwariskan kepada cucunya, mestinya setiap manusia memikul dosanya dari perbuatannya sendiri, bukan memikul dosanya orang lain.

silahkan saudara periksa kitab Nabi Yehezkiel pasal 18 ayat 20.

"orang berbuat dosa, ia itu juga akan mati; maka anak tiada akan menanggung kesalahan bapaknya, dan Bapa pun tiada akan menanggung kesalahan anak-anaknya; kebenaran orang yang benar akan tergantung atasnya dan kejahatan orang fasik pun akan tergantung atasnya". Jelas Bibel sendiri menyebutkan bahwa setiap manusia akan menanggung sendiri perbuatan baik maupun buruk, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain. Berdasarkan ayat tersebut, maka dosa Adam dan Hawa harus ditanggung sendiri oleh keduanya. Tetapi mengapa dosa Adam dan Hawa harus diwariskan atas anak cucunya, sehingga anak cucunya ikut serta menanggung dosanya; padahal kitab Injil sendiri tegas menyebutkan bahwa setiap perbuatan baik atau buruk yang dikerjakan oleh seseorang tidak dapat dibebankan atas orang lain.

Sebagaimana diterangkan bahwa bayi yang baru dilahirkan itu tidak suci, yakni sudah membawa dosanya Adam dan Hawa. Kalau begitu, bayi yang belum dibaptis sekiranya ia meninggal dunia (mati) tentu tidak akan masuk surga, sebab matinya ada membawa dosanya Adam dan Hawa?

Silahkan periksa Matius pasal 19 ayat 14.

"Tetapi kata Yesus. "Biarkanlah kanak-kanak itu, jangan dilarangkan mereka itu datang kepadaku, karena orang yang sama seperti inilah yang empunya kerajaan surga""
Nah,…perhatikanlah di ayat itu nyata-nyata Yesus sendiri yang berkata ia mengakui kesuciannya kanak-kanak. Sedangkan mereka belum mengakui kesalibannya Yesus dan juga belum dibaptiskan, tetapi mempunyai kerajaan surga. Jadi berdasarkan pengakuan Yesus sendiri bahwa kanak-kanak itu tidak membawa dosa waris dari Adam dan Hawa, oleh karena itulah Yesus berkata : Mereka adalah suci dari dosa dan dengan sendirinya masuk surga. Apakah gunanya jika ada orang dibaptis pada waktu umur tiga bulan itu.

Karena, Yesus sendiri yang mengatakan bahwa anak-anak itu suci pada waktu dilahirkan.
Kalau dosa waris itu turun-temurun, maka anak yang baru lahir yang belum tahu apa-apa belum bisa memisahkan antara yang baik dan buruk, kalau bayi itu mati ia membawa dosa dan masuk neraka, dan dimanakah letaknya keadilan Tuhan kalau demikian.

Nah, coba pikirkan dengan penuh kesadaran. Kalau ada seorang tua dari beberapa orang anak, dan orang tua itu menjadi penipu, pencuri, penghianat, berbuat aniaya, kejam, dan bermacam-macam dosa ia kerjakan, lalu ia dihukum masuk penjara, apakah anak-anaknya juga diharuskan menanggung dosa orang-orang tuanya, lalu anak-anak itu harus dihukum juga masuk penjara dengan alasan dosa waris. Apakah pengadilan semacam itu akan dikatakan penegak keadilan.

1 . Surat Al Baqarah, ayat 286.
"Kepada dirinya apa yang ia kerjakan, dan atas dirinya apa yang dia lakukan" Maksudnya, baik dan buruknya suatu perbuatan, harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya, tidak boleh dibebankan atas orang lain.

2 . Surat Al Baqarah, ayat 123.
"Dan Hendaknya kamu takut pada suatu hari (kiamat) tidak berkuasa seorang membebaskan sesuatu atas orang lain".
Maksudnya, kelak dihari kiamat, seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain, dan pahala tidak diperbolehkan atas orang lain. Masing-masing harus menanggung sendiri perbuatannya baik maupun jahat.

3 . Surat Al Ankabut, ayat 6
"Siapa yang giat berusaha maka usahanya itu untuk dirinya sendiri".

4 . Surat Yaasiin, ayat 54
"Maka pada hari kiamat, tidak seorangpun akan teraniaya, dan kamu tidak akan dibalas, melainkan apa yang kamu sendiri telah kerjakan".

5 . Surat Al Isra’ , ayat 15
"Dan seseorang tidak berkuasa memikul dosanya orang lain ".

6 . Surat An Najm, ayat 38 dan 39
"Bahwa seseorang tidak berkuasa menanggung dosanya orang lain dan sesungguhnya seorangpun tidak akan menerima pahala melainkan daripada perbuatannya sendiri".

7 . Surat Luqman, ayat 33.
"Hai Manusia hendaklah kamu takut kepada suatu hari (kiamat) seorang bapak tidak berkuasa membebaskan anaknya (dari perbuatan anaknya), seorang anak tak akan berkuasa membebaskan perbuatan bapaknya".

Ayat-ayat yang saya sebutkan di atas tadi jelas sekali menunjukkan bahwa seseorang tidak berkuasa menebus dosanya orang lain. Jadi dalam Islam, tidak ada manusia yang berkuasa menebus dosa, atau seorang pejabat menebus dosa, perbuatan baik atau jahat harus ditanggung sendiri oleh yang mengerjakannya.

Periksa lagi: "Surat kiriman yang kedua kepada orang Kristen " pasal 5 ayat 10
Baik ayat ini menyebutkan: " Karena tak dapat tiada kita sekalian akan jadi nyata dihadapan kursi pengadilan Kristus, supaya tiap-tiap orang menerima balasan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh tubuh itu, baik atau jahat"
Ayat Injil sendiri yang menyebutkan, bahwa setiap orang harus bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing, baik maupun jelek, tidak boleh dibebankan atau diwariskan kepada orang lain.
Kalau begitu lantas atas dasar logika apa dosanya Adam dan Hawa diwariskan kepada orang lain, tegasnya kepada anak cucunya?

Mungkinkah ada unsur politisnya? coba kita telaah “Dalam sejarah Agama Kristen kita kenal yang disebut: "biechten", ialah orang yang berbuat dosa, dan "de biechtafleggen", ialah orang yang meminta ampun atas kesalahannya , dan "Biecht-vader", ialah orang-orang yang diberi wewenang memberi ampun. Setiap orang merasa menyesal atas kesalahannya dapat menerima ampunan dengan jalan membeli selembar surat yang menyebutkan bahwa orang yang berdosa sudah diberi ampun atas dosanya. Surat ampunan itu disebut "Aflaat-brieven" atau Indul gences, yang artinya kemurahan Tuhan.

Bukan hanya demikian, akan tetapi Aflaat-brieven itu pada zaman dulu dipropaganda (gepredicht) di Negara Jerman oleh seorang rabib (nonnik) bernama "Tetzel" dalam tahun 1517 atas perintah Paus Leo, yang menjadi Paus pada tahun 1513-1521. Sebahagian dari pada hasil penjualan Aflaat-brieven itu digunakan untuk pendirian bangunan gereja "Saint Pieter Kerk" di kota Roma.”

Terlalu panjang kalau saya uraikan sejarah pemerintahan gereja di Eropa pada permulaan abad pertengahan.

February 21, 2009 11:02 PM

DimasRangga said...

Dimas said :
Nasrani menunjuk pada ajaran yang dibawa oleh orang yang berasal dari Nasareth yaitu Isa as atau Yesus (Matius 2:23, 21:11; Markus 10:47). Pengikutnya disebut sebagai orang Nashara (Hawariyun), bukan Kristen seperti yang kita kenal.

Steve said: :
Setahu saya sejak awal pengikut Yesus Kristus sudah disebut Kristen. Murid2 Yesus disebut pengikut Kristus. Kristen = Pengikut kristus. Kalau memang Nasrani diambil dari kata nasaret, dan itu menunjuk pada Yesus, berarti sama saja. Bisa anda tunjukan yang mana orang2 nasrani dan yang mana orang2 kristen ?

JAWABAN:

Maaf pak sebutan itu dari buku orang Kristen sendiri:

“Tidak banyak yang paham, bahkan mereka yang mengaku Kristen, bahwa antara Nasrani dan Kristen memiliki makna yang berbeda. Nasrani menunjuk pada ajaran yang dibawa oleh orang yang berasal dari Nasareth yaitu Isa as atau Yesus (Matius 2:23, 21:11; Markus 10:47). Pengikutnya disebut sebagai orang Nashara (Hawariyun), bukan Kristen seperti yang kita kenal. Orang Nasrani masih mengikuti ajaran tauhid yang diajarkan Isa as (Yohanes 17:3) dan masih menjalankan hukum Taurat (Matius 5:17), serta menjalankan ajaran Ibrahim yaitu; khitan (Kejadian 17:9), tidak makan babi (Imamat 11:7) dan tidak minum-minuman keras (Imamat 10:9). Setelah Nabi Muhammad SAW datang, mereka meleburkan diri ke dalam Islam (Sejarah Gereja, Dr. H. Berkhof. Dr. I. H. Engklaar, BPK, hal.75).
Sedang Kristen adalah keyakinan yang mempercayai bahwa Isa as adalah Tuhan dan Juruselamat (Mesias). Keyakinan ini berasal dari ucapan Paulus di Antiokia, kira-kira tahun 40 M setelah Isa as tiada. Pengikutnya lazim disebut orang Kristen. “...Di Antiokia lah murid-murid itu mula-mula disebut orang Kristen” (Kisah Rasul 11:26).”

Buku Materi Pokok Agama Katolik karangan Dra. Damascena Ari Suharso C.B (Karunika, Jakarta 1985, hal 42) menyebutkan, nama Kristen tidak berasal dari Kristen itu sendiri, melainkan diberikan oleh penguasa Romawi saat itu. Nama Kristen oleh orang Romawi dipakai untuk mengejek orang yang dipandang sebagai budak.Sebutan Kristen juga mengandung arti politik sebagai gerakan mesias (ala Ratu Adil atau Juruselamat).

Akidah maupun akhlak diantara keduanya juga berbeda. Nasrani berakidah tauhid, sedang Kristen tidak. Dengan meleburnya kaum Nasrani ke dalam Islam setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW—seperti yang dikatakan Dr. H. Berkhof di atas—maka setelah itu tidak ada lagi kaum Nasrani di muka bumi. Yang tertinggal hanyalah kaum Kristen, pengikut Paulus. Oleh Paulus, yang juga seorang Yahudi, ajaran Isa as. yang awalnya mengakui ketauhidan, dirusak demikian rupa hingga banyak sekali hal-hal yang bertentangan dengan pikiran sehat. Ayat-ayat Injil dipalsu sedemikian rupa, disisipi kalimat-kalimat yang saling bertentangan, dan ironisnya itu semua diikuti saja tanpa reserve oleh para pengikutnya.

AJARAN-AJARAN PAULUS/KRISTEN

Didalam ia membawakan ajarannya, maka ia, Paulus, mengajarkan sesuatu yang dirasakan oleh masyarakat sangat baru. Kesimpulan ajaran-ajarannya ialah:

1. Ia mengajarkan bahwa Tuhan bukan satu tetapi dua, yaitu Allah Bapa dan Allah Anak. (I Korintus 1:3)

2. Yesus adalah juga Allah yang sama dan sehakekat denganNya. (sda)

3. Yesus telah disalib, mati dan dikuburkan, bangkit pula pada hari yang ketiga, duduk disebelah kanan Allah Bapa yang
maha kuasa. Ia disalib adalah untuk menebus isi dunia ini,
sebab sekaliannya telah berdosa, tidak ada seorangpun yang dibenarkan lagi, termasuk dia sendiri dan nabi besar

Muhammad s.a.w. (Rum 3:10, Rum 5:8, Galatia 1:4)

4. Ia, Paulus, mengajarkan bahwa hukum Taurat sudah tidak
berlaku lagi, sejak penyaliban Yesus di bukit Golgotha. Ia
kemudian berpendapat, bahwa hukum Musa adalah sebenarnya
sumber segala dosa, dan suatu kutukan yang tiada taranya.
(Rum 4 :15, Galatia 3:10, Galatia 2:21).
Didalam Galatia 5:4 ia mengatakan: Maka kamu yang hendak dibenarkan oleh Taurat Musa itu, sudah diceraikan daripada Kristus. Juga
dalam Rum 7:6, Galatia 3:24 dan 25, Rum 10:4 : Ia menekankan
bahwa Kristus Yesus itulah penyudah atau penammat Taurat.
Sehingga meskipun Paulus mengatakan ia tidak menentang
Taurat, tetapi hakekatnya ia menjadikan dirinya penentang
hukum Allah nomor wahid... (bacalah pula Kejadian 17:19
sebagai bahan pembanding, juga Matius 5:17)

Mengenai soal Khitan atau Sunat ia mengatakan: Camkanlah.Aku Paulus, berkata kepadamu, kalau kamu mau bersunat, maka Kristus tak berguna lagi sedikitpun bagimu. (Galatia 5:2).

Meskipun firman Allah s.w.t. telah beruilang-ulang
menegaskan perlunya sunat daging. (Kejadian 17:13, Ulangan 10:16 dan 30:6, Yermia 4:4) tetapi Paulus dengan beraninya membatalkan sunat itu. Perihal makanan yang diharamkan Allah seperti daging babi dst-nya, Paulus mengatakan: Maka barang sesuatu yang terjual dipasar daging, makanlah dengan tiada memeriksa sebab perasaan hati. (I Korintus 10:25). Itulah
sebabnya Lukas, murid didiknya lalu "mengarang" bahwa Allah telah menemui Petrus menyuruh Petrus memakan semua binatang tanpa kecualinya ia halal ataukah haram. (Kisah rasul-rasul 10:10-15)

AJARAN YESUS KEPADA BANGSANYA

Apa yang diajarkan Yesus kepada bangsanya, sebenarnya adalah pengulangan daripada apa yang pernah diajarkan Nabi Musa
kepada umumnya, hanya saja formatnya lebih jauh kedepan.
Bagaimanapun Yesus tidaklah berarti membawa sesuatu ajaran-ajaran yang baru, apalagi yang bertentangan dengan Taurat Musa. Kita teliti misalnya:

1. Mengenai Tuhan, maka Yesus mengajarkan bahwa Tuhan itu Esa adanya. (Markus 12: 29, Matius 22: 34 - 40,Lukas 10: 25- 28, Lukas 20: 39 - 40)

2. Yesus mengajarkan puasa (Matius 6: 6-18), zakat (Markus
10: 2) serta cara berdo'a (Lukas 11: 1- 4)

3. Yesus bersunat (Lukas 2: 8) dan berpuasa 40 hari 40 malam lamanya (Matius 4: 2) serta ia juga berdo'a (Yahya 11: 41)

4. Perintah Bersuci (wudhu)
(Yohanes 13:8-9)

(8) Kata Petrus kepada-Nya (Yesus) : "Engkau tidak akan membasuh kakiku sampai selama-lamanya." Jawab Yesus: "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku."

(9) Kata Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"

5. Perintah Sujud (sholat)

(Matius 26:39)
(39) Maka Ia maju sedikit, lalu SUJUD dan berdoa, kata-Nya: "Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki."

6.dll

Golongan yang meyakini kebenaran ajaran ini (Tuhan hanya satu yaitu Allah dan tidak beranak dan diperanakan) disebut Nashara, dan akhirnya mereka bertaubat dan memasuki ajaran Islam sepenuhnya yang disebut golongan Hawariyyun.

February 21, 2009 11:06 PM

No comments: