Monday, June 8, 2009

Dialog Ke-TUHAN-an : 18

DimasRangga said...

Dimas said :
Lebih gila lagi, demi ‘misi suci’, Paulus membolehkan pengikut berbuat banyak dosa. “Kata Paulus: Tetapi jika kebenaran Alah oleh dustaku semakin berlimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7).

Steve said: :
Anda mengerti ayat ini ? Mari saya jelaskan , yuk mari…..
Maksudnya begini pak. Berdusta utk kebaikan saja tidak boleh pak. Apalagi berdusta utk kejahatan. Paulus bilang begitu bukan berarti dia berdusta. Mungkin bahasa sehari2nya seperti ini, seandainya saya berbohong dgn tujuan supaya orang2 memuliakan Tuhan, itu saja sudah dianggap dosa, apalagi kalau saya berbohong supaya tidak ditangkap KPK, misalnya.


Dimas said :
Paulus juga mengatakan, “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah.” (Roma 5:20). Menurut Paulus, di mana para pengikutnya kian banyak melakukan pelanggaran dan berbuat dosa, maka di situlah kasih karunia Tuhan kian berlimpah-limpah.

Steve said: :
Hukum Taurat itu kan peraturan. Kalau ada peraturan, ya berarti ada pelanggaran. Anda tahu dimana tempat yg tidak ada pelanggaran ? Adanya di tempat yg tidak ada peraturannya. Begitu kira2 maksud Paulus.

Anda hutang 10 juta sama saya. Pak Sahabat hutang 5 juta sama saya. Karena saya orangnya baik hati, ramah, dan tidak sombong (serta tampan pula), saya membebaskan hutang2 anda berdua. Siapa yg paling senang ? Anda tentunya, yang hutangnya paling banyak. Lalu Pak sahabat dalam hatinya berkata, “kalau tahu begini, kemaren saya hutang 50 juta sekalian sama si Steve”. Hehehe.

Yesus datang utk menghapus semua dosa2 kita. Baik yg sedikit maupun yg banyak, semuanya diampuni. Siapa yg paling bersyukur ? tentunya orang yg banyak berbuat dosa, karena ia merasa kasih karunia Tuhan yg lebih atasnya.

Begitu pak maksud Paulus, bukannya dia meyuruh orang2 berbuat dosa. Kalau ajarannya sprti itu sih, sudah dari dulu ditinggalin sama pengikutnya pak. Memang orang2 tidak bisa berpikir apa, disuruh berbuat dosa kok mau aja.


Dimas said :
Paulus menghalalkan segala cara dalam menyebarkan misinya.

Steve said: :
Ada sumber kebenarannya ?

JAWABAN:

Menurut sejarah, maka tokoh Paulus alias Saulus ini muncul kira-kira tahun 38 M. Ada pula yang mengatakan tahun 80 M, tetapi saya kira yang jelas ia ada hidup di zaman Yesus, paling tidak ia seangkatan dengan murid-murid Yesus. Paulus adalah anak didik Gamalied, seorang guru yang termasyhur, akhli Taurat dan Falsafah. Ibu Paulus adalah orang Yunani, dan ayahnya orang Yahudi, sehingga pelajaran agama yang diperolehnya adalah gabungan daripada kepercayaan Yahwe dan Helenisme. Dari percampuran darah Yahudi dan Yunani, yaitu darah Pandai dan darah Berpikir (Kita mengetahui bukan bahwa orang-orang Yahudi terkenal kepandaian dan penemuan-penemuan ilmiahnya, dan Yunani kita kenal pula telah melahirkan tokoh-tokoh falsafah yang agung-agung), maka Paulus memang luar biasa sekali. Otaknya cerdas luar biasa, dapat kita saksikan nanti dalam surat-surat kirimannya. Ia bahkan dengan gemilang, sekalipun mendapatkan tantangan yang bukan
sedikit berhasil menyatukan alam pikiran orang-orang Gerika,Alexandria, Gybelle dan Yahudi, yang kemudiannya merupakan suatu kekuatan yang luar biasa. Terdorong oleh ibunyalah barangkali makanya ia berkeras hati ingin mengabarkan Injil kepada orang orang kafir (Gerika maksudnya), dan terdorong oleh kebenciannya kepada sang ayah yang menurut penyelidikan
sejarah tidak pernah mencintai Paulus, maka ia sangat memusuhi ayahnya, bahkan bangsa dan agama ayahnya. Kitapun dapat membaca nanti dalam surat-surat kirimannya, betapa ia
mencuci bersih-bersih orang-orang Yahudi, bahkan sampai kepada Tauratnya sekalipun.

PRIBADINYA

Mengenai sukubangsanya, ia Paulus sendiri memberikan iawaban
sebagai berikut:

1. Ia adalah orang Rum, dalam keterangannya kepada orang
Rum. (Kisah rasul-rasul 16:37)
2. Ia adalah orang Yahudi, dalam keterangannya kepada orang
Yahudi. (Kisah rasul-rasul 22:2)
3. Ia adalah orang Parisi, dalam keterangannya kepada orang
Parisi. (Kisah rasul-rasul 23:6)

Menurut definisi ilmu jiwa, maka bila saja seseorang
memberikan dua buah keterangan, dan kedua-duanya tidak sama,
artinya manusia itu tengah berdusta. Paulus saya kira
menyadari dustanya ini, sebab dikemudian hari ia bahkan
menekankan kepada pengikut-pengikutnya untuk berbuat
demikian seperti katanya dalam Korintus I: 9:21: yang
bunyinya, berbuatlah seperti Yahudi dihadapan orang Yahudi,
dan berbuatlah seperti Gerika dihadapan orang-orang Gerika.
Ia kemudian dengan sombongnya mengatakan: Bila dustaku ini
melimpahkan kepada kemuliaan Allah, adakah aku ini masih
akan dihukumkan pula? (Rum 3:7)

Pribadi Paulus telah kita kenal. Ia bukan saja ahli putar
balik yang baik, tetapi iapun seorang yang keras kepala. Ia
dengan bangganya pula menulis, bahwa ia tidak mau tunduk
kepada suatu hukum apapun dan begitulah katanya, bahwa
segala sesuatu halal baginya, meskipun segala sesuatunya itu
belum tentu berfaedah. Keterangan dustanya ini
berlarut-larut terus, sehingga kita dapatkan pula nanti,
pada waktu ia menerima "panggilan Ilhami," menurut
keterangannya yang pertama, ia tidak menampak apa-apa,
menurut keterangan kedua ia melihat cahaya. (Kisah
rasul-rasul 9:4 dan 22:9). Menurut keterangannya yang
pertama pula ia sendiri saja yang mendengarkan suara itu,
menurut keterangannya yang kedua, katanya kami semuanya
mendengarkan. (Kisah rasuh-rasul 9:4 dan 21:9, menurut
keterangannya yang pertama pula ia mengatakan bahwa ia
sendiri yang jatuh, menurut keterangan yang kedua ia
mengatakan "kami semuanya rebah." Lho, dia buta, tetapi ia
dapat melihat dengan jelas kawan-kawannya pada berjatuhan,
aneh sekali bukan? (Kisah rasul-rasul 9:4 dan 26:14)
AJARAN-AJARAN PAULUS

Didalam ia membawakan ajarannya, maka ia, Paulus,
mengajarkan sesuatu yang dirasakan oleh masyarakat sangat
baru. Kesimpulan ajaran-ajarannya ialah:

1. Ia mengajarkan bahwa Tuhan bukan satu tetapi dua, yaitu
Allah Bapa dan Allah Anak. (I Korintus 1:3)
2. Yesus adalah juga Allah yang sama dan sehakekat
denganNya. (sda)
3. Yesus telah disalib, mati dan dikuburkan, bangkit pula
pada hari yang ketiga, duduk disebelah kanan Allah Bapa yang
maha kuasa. Ia disalib adalah untuk menebus isi dunia ini,
sebab sekaliannya telah berdosa, tidak ada seorangpun yang
dibenarkan lagi, termasuk dia sendiri dan nabi besar
Muhammad s.a.w. (Rum 3:10, Rum 5:8, Galatia 1:4)
4. Ia, Paulus, mengajarkan bahwa hukum Taurat sudah tidak
berlaku lagi, sejak penyaliban Yesus di bukit Golgotha. Ia
kemudian berpendapat, bahwa hukum Musa adalah sebenarnya
sumber segala dosa, dan suatu kutukan yang tiada taranya.
(Rum 4 :15, Galatia 3:10, Galatia 2:21). Didalam Galatia
5:4 ia mengatakan: Maka kamu yang hendak dibenarkan oleh
Taurat Musa itu, sudah diceraikan daripada Kristus. Juga
dalam Rum 7:6, Galatia 3:24 dan 25, Rum 10:4 : Ia menekankan
bahwa Kristus Yesus itulah penyudah atau penammat Taurat.
Sehingga meskipun Paulus mengatakan ia tidak menentang
Taurat, tetapi hakekatnya ia menjadikan dirinya penentang
hukum Allah nomor wahid... (bacalah pula Kejadian 17:19
sebagai bahan pembanding, juga Matius 5:17)

Mengenai soal Khitan atau Sunat ia mengatakan: Camkanlah.
Aku Paulus, berkata kepadamu, kalau kamu mau bersunat, maka
Kristus tak berguna lagi sedikitpun bagimu. (Galatia 5:2).
Meskipun firman Allah s.w.t. telah beruilang-ulang
menegaskan perlunya sunat daging. (Kejadian 17:13, Ulangan
10:16 dan 30:6, Yermia 4:4) tetapi Paulus dengan beraninya
membatalkan sunat itu. Perihal makanan yang diharamkan Allah
seperti daging babi dst-nya, Paulus mengatakan: Maka barang
sesuatu yang terjual dipasar daging, makanlah dengan tiada
memeriksa sebab perasaan hati. (I Korintus 10:25). Itulah
sebabnya Lukas, murid didiknya lalu "mengarang" bahwa Allah
telah menemui Petrus menyuruh Petrus memakan semua binatang
tanpa kecualinya ia halal ataukah haram. (Kisah rasul-rasul
10:10-15)
HURA-HURA AKIBAT AJARANNYA

Ajaran-ajaran Paulus yang "luar biasa" ini, menimbulkan
kehebohan yang cukup besar pula diantara ahli-ahli agama
setempat. Didalam kisah rasul- rasul diterangkan huru-hara
itu sebagai berikut:

1. Timbulah perpecahan yang besar diantara mereka itu
tentang sunat. (Kisah rasul-rasul pasal 15)
2. Paulus berselisih dengan Barnaba (sda) dan untuk ini
Paulus mengatakan: Pada hematnya, aku sedikitpun tidak kalah
dengan rasul rasul itu, yang maha unggul itu. Biarpun aku
tidak fasih pidato, tetapi dalam pengetahuan akan kebenaran
aku mahir, seperti dalam segala- segalanya, dan dengan
segala cara yang telah aku buktikan kepadamu!. (2. Korintus
II: 5-6). Ia, Paulus kemudian menuduh Jacobus, murid Yesus
dengan tuduhan pura-pura, sedangkan Petrus, juga murid Yesus
dilawan terang-terangan dihadapan orang banyak. (Galatia 2:
11: 13)
3. Orang-orang Yahudi menolak ajaran bahwa Yesus itulah anak
Allah. (Kisah rasul-rasul pasal 17)
4. Orang-orang Epiroki dan Stoiki menolak ajaran baru itu.
(Kisah rasul-rasul pasal 17)
5. Orang-orang Yahudi di Korintus menolak ajarannya yang
ganjil itu. (Kisah rasul-rasul pasal 18)
6. Akhirnya Paulus bernazar, supaya ia disangkakan orang
berpegang pada Taurat Musa. (Kisah rasul-rasul pasal 21)

PAULUS MEMANG ORANG YANG MAHIR

Kendatipun ia dilawan, tetapi ia memang orang yang mahir
terutama dalam hal berpidato dan dalam hal bekerja dengan
"segala caranya itu." Ia pandai memikat orang-orang Yahudi,
Parisi, Gerika dst.nya (baca Kisah rasul-rasul 22 dan 23).
Ia bahkan akhirnya dapat menyatukan golongan- golongan
Cybelle, Gerika, Saduki dan Yahudi, Rumawi dan Stoiki. Bila
ia berpidato dihadapan orang Yahudi, maka ia mengakui
dirinya orang Yahudi, taat pada Taurat Musa dan membesarkan
nama Musa. Bila ia pidato dihadapan orang-orang Gerika, maka
ia menjadi orang Gerika, berpidatolah ia soal Hero, yaitu
manusia setengah dewa, dan ia mengutuki habis-habisan Taurat
Musa. Orang-orang yang sunat adalah degil oleh sebab itu
sunat itu tidak perlu. Maka gembiralah hati orang-orang
Gerika yang memang memusuhi Yahudi dan sunat ini. Tuhan itu
mempunyai anak, yang diturunkan ke dunia ini untuk menebus
dosa-dosa kita. Orang-orang Gerika tidak heran ini, sebab
agama mereka sendiripun (Helenisme) mengenal berpuluh-puluh
Tuhan, seperti Zeus, Poseidon, Atermis, Apollo, Athena,
Palas Athena, Aphrodite dst-nya. Yesus dalam ceritera Paulus
diterima mereka sama seperti merekapun menerima ceritera
Hercules si anak Dewata-raya yang diturunkan ke Yunani untuk
membunuh naga berkepala tujuh di kepulauan Sisilia. Saking
gembiranya maka mereka lalu menganugerahkan gelar "Hermes
Honorus-Causa" kepada Paulus, dan ia kemudian dianggap
sebagai dewa- dewa yang menjelma menjadi manusia. Maka tidak
ayal lagi, orang-orang pun banyaklah berdatangan kepadanya
membawa sesajian dan sampai-sampai saputangannyapun dianggap
keramat dan jimat yang diyakini oleh orang-orang dapat
menyembuhkan segala penyakit. (Bacalah kisah rasul-rasul
pasal 14:11, 12, 18 dan pasal 28:6 serta pasal 19:12)
INFO NABI PALSU

Semasa Yesus hidup di dunia sebagai nabi Allah, maka ia
pernah memberikan suatu informasi kepada murid-muridnya,
suatu keterangan penting, yaitu bahwa akan datangnya
beberapa Kristus palsu dan Nabi palsu. Berkatalah Yesus
didalam Injil Markus 13: 5, 6, 21, yang bunyinya: Ingatlah
baik-baik jangan kamu disesatkan orang, karena banyak orang
yang datang dengan namaku, katanya: Aku ini Kristus, maka
mereka itu akan menyesatkan banyak orang, dan jikalau pada
waktu itu seorang berkata: "Tengok, inilah Kristus, atau
itulah Kristus" janganlah kamu percaya. Karena beberapa
Kristus palsu akan terbit serta mengadakan pekerjaan yang
ganjih-ganjil dan perbuatan heran yang menyesatkan manusia,
jikalau boleh, daripada orang yang terpilih pula. Dan lagi
Yesus berkata: "Hai, bagi orang yang mendatangkan kesalahan
kepada anak-anak ini, alangkah baiknya kalau batu kisaran
diikatkan dilehernya, dan dicampakkannya kedalam laut.
Tetapi akan hal ini, tak dapat tiada akan berlaku. (Bacalah
Matius 18:6-7 dan Matius 24:1-21)

PAULUSLAH NABI PALSU ITU

Didalam kitab Ulangan 18:18-22 disebutkan tentang ciri-ciri
nabi palsu itu. Berdasarkan kitab Ulangan tadi masa
tanda-tanda nabi palsu itu ada dua ialah:

1. Dengan sombong mengatakan firman yang tiada
disuruhkan oleh Allah.
2. Barang yang dikatakannya tiada akan terjadi.

Cobalah kita proyeksi Paulus dengan proyektor ini. Maka akan
kita dapati:

1. Paulus dalam hal ini telah, bahkan beberapa kali dengan
bangganya mengatakan dirinya rasul, rasul yang dipanggil
oleh Allah, bahkan Paulus itu hakekatnya Kristus. Kita baca
misalnya dalam tulisan atau pengakuannya pada:

a. I Korintus 1:1 bunyinya: dari Paulus, yang dengan
kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus.
Paulus disini mengatakan bahwa dirinya ialah rasul.
b. Galatia 1:1 bunyinya: Daripada Paulus, seorang rasul
(bukannya daripada manusia, dan bukannya dengan jalan
seorang manusia, melainkan yang ditetapkan oleh Allah
serta Yesus Kristus yang telah bangkit dari antara
orang mati. Suatu kebanggaan yang tiada taranya,
namun herannya, tentang kerasulan Paulus ini tiada
seorang nabi yang terdahulu daripadanya yang pernah
memberitakannya.
c. Galatia 1:12 bunyinya: Karena bukannya aku ini sudah
menerima dia daripada manusia, dan bukannya pula ia
kupelajari, melainkan oleh wahyu daripada Yesus Kristus.
Sekali lagi ia menjelaskan bahwa dirinya telah menerima
wahyu dari Yesus.
d. Galatia 2: 20 Paulus berkata: Adapun aku ini, bukannya
aku lagi tetapi ... Kristus.
(Wahai Tuhan kami, ampunilah kiranya dosa orang ini )
e. Galatia 2:2 Paulus berkata pula: Adapun aku ini naik
dengan ilham Rokh.

Kesimpulan seluruhnya ialah bahwa Paulus mendakwakan
dirinya rasul Allah, yang dipilih oleh Yesus sendiri, bahkan
denqan sombongnya ia membedakan dirinya dengan rasul-rasul
yang lain, yang bukan ditunjuk langsung oleh Kristus Yesus.

2. Barang yang dikatakan atau dibawakan atau diajarkan oleh
Paulus tidak pernah benar ataupun kejadian. Ia mengajarkan
bahwa seluruh umat manusia telah jatuh dalam dosa (Rum:
5:18) tersebab oleh seorang manusia, yang dimaksud disini
ialah Adam. Adam berdosa, memakan buah apel, yang telah
diharamkan oleh Allah kepadanya. Maka akibatnya Allah
menghukum dia, beserta anak-cucunya dan seluruh ummat
manusia, yang cantik-cantik dan molek-molek, termasuk para
pastoor dan pendeta-pendeta. Bertanyalah akal kita: Adam
tidak merampok, menodong, ataupun berzina. Ia tidak pula
menentang kekuasaan Allah, misalnya menghojat dllnya. Tetapi
dari suatu pelanggarannya yang kecil itu, seluruh ummat
manusia dikenai hukuman. Adilkah Allah itu? Dan mengapakah
kami yang tiada tahu-menahu tentang Adam ini disuruh pula
menanggung dosanya? Lebih tidak adil lagi, menurut kita,
bila Paulus kemudian mengajarkan, bahwa untuk menebus sekian
tunmpukan dosa-dosa itu Allah kemudian menyalibkan anakNya
yang tunggal. Dengan kata lain maka Yesus si putera Allah
itu disalibkan karena gara-gara sebuah apel. Berhubung Yesus
ialah juga Allah yang mutlak, maka kesimpulannya ialah Allah
disalibkan oleh Allah lantaran sebuah apel. Alangkah
memalukan, tetapi juga menggelisahkan bilamana seorang
presiden terpaksa harus digantung dimuka umum karena ada
seorang diantara rakyatnya yang mencuri. Presiden itu harus
mati, karena seorang rakyatnya yang mencuri.

Sarjana-sarjana sekarang ini, terutama di dunia barat
sendiri tidak habis-habis mengerti bagaimana prosedurnya,
bila kita mencintai Tuhan Yesus dengan bhakti yang luar
biasa, tetapi kenyataannya setiap hari pula kita memakani
dan meminumi tubuh dan darah Tuhan Yesus itu dalam missa
yang kudus. Mereka, sarjana-sarjana barat (tidak termasuk
Kreamer, Van der Plass, Rifai Burhanuddin), merasa kasihan
dan malu, mendengar Yesus putera Allah disalib, diludahi dan
dicemeti 40 kali banyaknya, masih pula dimahkotai dengan
duri. Dan Yesus (baca: Allah) disiksa begini adalah karena
Adam tanpa sengaja mengikuti bujukan Hawa isterinya untuk
memakan apel. Allah yang maha suci menerima korban darah
anakNya.

Allah yang maha suci kini ternyata lebih dan jauh lebih
kejam dari pada seekor singa. Bukankah seekor singa tidak
akan memakan anaknya? Dan bukankah kemurkaan Allah hanya
bisa dipadamkan oleh darah anaknya? Andailkan Yesus tidak
mau disalib, bukankah sampai saat ini Allah masih
meronta-ronta dalam kehangatan kemurkaannya? Maukah saudara
memakan daging anaknya sendiri dan meminum darah anak
saudara? Nah disitulah jawabnya. Insyaflah saya jadinya
bahwa bukannya kemuliaan sebenarnya yang diberikan Paulus
kepada Allahnya, tetapi suatu penghinaan yang tiada taranya
dimuka bumi ini. Paulus lebih berdosa daripada Lucifer si
malaikat korek api yang telah terkutuk itu. Bayangkanlah,
Lucifer hanya menganggap dirinya sama dengan Allah. Paulus
didalam hal ini bahkan menghina Allah. Itulah mungkin
makanya Yesus mengatakan: "Alangkah baiknya bila orang yang
mendatangkan kesalahan kepada anak-anakKu ini dibuang saja
kedalam laut dengan bandul batu dilehernya." Seseorang yang
menyamakan dirinya dengan Presiden, mungkin dianggap gila,
dus tidak ditangkap. Tetapi percayalah, bila seseorang
berani menghina seorang presiden, hukuman apakah kira-kira
sang bakal diterimanya ...

PERKEMBANGAN AJARAN-AJARAN PAULUS

Ajaran Paulus yang banyak mengandung mithos-mithos Yunani
ini ternyata banyak sekali mendapat dukungan, dari
orang-orang sekitar Mediteraan, Laut Tengah. Ia antaranya
didukung oleh Ireneus (150 - 202 M), Tertulianus (155 - 220
M) Origens (185 - 254 M) dan Anthanasius, yaitu Bapak yang
melahirkan Trinitas yang hidup sekitar tahun 298 - 377 M,
yang ikut memelopori Trinitas dalam sidang dikota Nicea
tahun 325 M. Di belakang Anthanasius berdiri pula Santo
Agustinus (354 - 430) dan Gregoryus Nyssa (335 - 394 M).
Mereka, pendukung-pendukungnya ini memikirkan, berpikir dan
berunding, bagaimana memecahkan persoalan Tuhan itu tiga
tetapi satu. Maka tidaklah heran kita bila kemudian
mendengarkan adanya konsili-konsili seperti konsili Nicea,
konsili Epesus, konsili Alexandria dll, dimana pada
tiap-tiap konsili akan lahir pula suatu "perkembangan baru
dari Tuhan," seperti pelenyapan Injil-injil yang asli,
pelarangan padri-padrinya kawin dan seterusnya. Dalam zaman
seperti yang saya sebutkan tadi, tidak pula seluruh orang
menerima ajaran gila Paulus ini, sebab pada waktu itu lahir
pula golongan-golongan Nestorius (388-440 M) dan Arius
(270-350 M). Kedua golongan ini terkenal gigihnya menentang
ajaran Paulus, sambil tetap berkeyakinan bahwa tiada lain
yang disembah melainkan Allah yang Maha Esa, dan
pertentangan mereka inilah yang akhirnya menimbulkan
perburuan manusia yang tiada taranya, dimana lawan-lawan
ideologinya dibunuh dengan dibakar hidup-hidup, diadu dengan
singa, diseret oleh kuda ataupun dihukum pijak oleh gajah.

PEMERINTAH ROMAWI TURUN TANGAN

Pemerintah Romawi melihat adanya suatu kericuhan-kericuhan
didalam negerinya, tidaklah tinggal diam.
Kericuhan-kericuhan agama ini bila dibiarkan, kemungkinan
besar akan menimbulkan suatu hal-hal yang lebih besar dan
berbahaya pula. Itulah sebabnya maka pada tahun 326 M,
kaizar Konstantin yang Agung segera mengadakan musyawarah
atau konsili dikota Nicea, dimana golongan-golongan
Tertulianus, Origenes, Anthanasius dipertemukan dengan
golongan Nestorius, Arius serta kawan-kawan yang seangkatan
dengannya. Gagasan Kaisar mungkin kurang ditanggapi oleh
ummat, maka dari undangan yang datang ternyata belum
setengahnya. Didalam perdebatan itu, mereka terpecah dua,
yaitu golongan-golongan yang mempertahankan Yesus sebagai
manusia, dan golongan golongan yang mempertahankan Yesus
sebagai Tuhan. Berhubung tidak adanya kata sepakat, maka
kaisar mengambil keputusan (dekrit?) bahwa Yesus adalah
Tuhan dan manusia, atau setengah Tuhan dan setengah manusia.
Gagasan ini diterima hanya dengan 2 suara, sedang penolaknya
10 suara. Berhubung yang 2 suara ini lebih dekat dengan
selera kaisar, maka sejarah kemudian mencatat yang 2 suara
inilah yang menang, yaitu mereka yang menerima gagasan Tuhan
manusia terhadap diri Yesus. Kaisar kemudiannya mengadakan
suatu dekrit umum bahwa semua orang harus menerima
gagasannya itu. Maka mulailah disini penjagalan manusia
besar-besaran, dimana siapa saja yang menolak ajaran Yesus
Tuhan dan manusia dibunuh dengan bermacam-macam cara yang
keji. Belakangan ternyata pula, kaisar Konstantin raja
Romawi yang kafir itu masuk Kristen, dan kemungkinan mulai
tahun-tahun inilah Kristen itu mulai lahir, dalam suatu
bentuk yang bernama: Katolik yang artinya Umum. Konsili I
ini rupa-rupanya belumlah dapat menampung segala aspirasi
ummat. Maka mereka kemudian mengadakan Konsili II dikota
Konstantinople pada tahun 381 M, yang memutuskan lagi bahwa
Anak adalah Homo Osius dengan Bapa (Creator). Didalam
Konsili II ini pula mereka menambahkan materi Rokhulkudus
sebagai oknum ke-III dari Allah, sehingga lengkap lahirlah
Tuhan Allah Bapa, dan Anak serta Rokhulkudus. Didalam
tahun-tahun inilah kemungkinan besar orang mulai
menambah-nambah Injil Matius dengan tulisan: Pergilah
keseluruh dunia baptiskanlah seluruh bangsa dengan nama
Bapa, dan Anak dan Rokhulkudus (Matius 28:10). Konsili
ke-III diadakan dikota Epesus tahun 439 M, didalam konsili
inilah dikeluarkan perintah untuk mengutuk ajaran-ajaran
Nestorian dan Arianisme yang bidaat itu. Merekapun
mengeluarkan pernyataan perang terhadap Injil, dimana
seluruh Injil-injil yang asli dimusnahkan atau
diapokratipkan. Sebagaimana kita mengetahui, semasa Yesus
hidup ia mempunyai pula pengikut-pengikut, yang kian kemari
menuliskan khutbah-khutbah dan ajaran-ajarannya sebab pada
zaman itu memang alphabet telah ditemukan. Murid-murid Yesus
ada 70 orang. diantaranya 12 yang disebutkan namanya didalam
Injil. Dari catatan-catatan murid-murid Yesus ini, kemudian
hari kita kenal telah dibukukan dengan nama Injil, yang
dinamai oleh masing-masing penulisnya seperti:

(1) Injil Markion, (2) Injil Mesir, (3) Injil Eva,
(4) Injil Yudas, (5) Injil Nicodemus, (6) Injil Thomas,
(7) Injil Barnaba, (8) Injil Matius, (9) Injil Yosepus,
(10) Injil Duabelas, (11) Injil Kebenaran, (12) Injil Maria,
(13) Injil Yesus, (14) Injil Andreas, (15) Injil Pilipias,
dan lain-lainnya.

Injil-injil yang dikatakan memuat ajaran syaitan dan bertentangan dengan
ajaran Yesus itulah sebenarnya injil-injil yang asli, yang
didalamnya tidak pernah atau belum pernah kemasukan
ajaran-ajaran Paulus

MATIUS CS. PENJIPLAK PAULUS

Sebaliknyalah bahwa Injil-injil Matius, Markus, Lukas dan
Yahya itulah yang mengajarkan ajaran-ajaran palsu. Lukas
misalnya, ia adalah dokter pribadi dari Paulus. Ia dalam
menulis Injil, dengan sendirinya kemasukan pula
ajaran-ajarannya Paulus. Ini bisa dibuktikan dalam
tulisannya pada kisah rasul- rasul, dimana jelas nampak
kecenderungannya untuk mengangkat-angkat nama Paulus, bahkan
murid ini setengah mengkultus dan mendewakannya. Lukas
menyusun Injilnya berdasarkan kepada Markus-tua atau Ur
Markus. Sedangkan Markus sendiri bukannya orang yang
dikenal. Matius menulis Injilnya berdasarkan pula kepada Ur
Markus, jadi Matiuspun menjiplak. Itulah sebabnya dalam
Injil-injil Matius, Markus dan Lukas banyak sekali dijumpai
kalimat-kalimat atau perkataan-perkataan yang sama,
disamping pertentangan-pertentangan yang ada. Lalu
bagaimanakah dengan Injil Yahya? Marilah kita ikuti uraian
Jarnawi Hadikusumo dalam bukunya: Tinjauan sekitar
Perjanjian Lama & Baru, halaman 69-74 yang bunyinya kurang
lebih:

1. Injil Yahya tidak termasuk dalam Injil Sipnotik, sebab
isi dan sejarahnya lain sekali. Menurut keyakinan Kristen,
Injil Yahya ditulis oleh Yahya murid Yesus yang terkasih.
(Yahya 13:23 dan 21:20). Oleh karena itulah maka kepercayaan
Kristen, penulis Injil Yahya ialah Yahya bin Zabdi adik
Yakub bin Zabdi seorang diantara muridnya yang duabelas itu.
2. Oleh para ahli sejarah yang lebih dapat dipercaya, Yahya
bin Zabdi telah dibunuh oleh Raja Herodes Agerippa I pada
tahun 44 atau 66 M. Padahal Injil Yahya baru ditulis sekitar
tahun 100 M. Maka benar kemudian, Injil ini kemungkinan
besar sekali ditulis oleh Yahya Prebester pendeta sidang
Jum'at di Asia Kecil yang hidup dalam abad I Masehi. Ia
menulis Injilnya itu dengan maksud untuk menentang ajaran
Corentus dan Irenius. Hal ini dikuaykan lagi oleh
kitab-kitab Encyclopedia, terutama Encyclopedia Britanica
yang mendasarkan keterangannya atas Papias Uskup Hieropolis.
Demikian juga keterangan vang dibawakan oleh Dr. J. H.
Bavink dalam kitabnya yang bernama: "De Weg Van Gods
Koninkrijk."
Kembali kepada soal Matius, pada waktu Yesus hidup ia
masih anak kecil berumur 5 tahun. Ia menulis Injil pada
tahun 88 M, dus 55 tahun sesudah kepergian Yesus. Waktu yang
55 tahun saya kira sudah sangat lama untuk mengingat semua
kejadian, apalagi untuk menulis perkatan-perkataan seseorang
Dari manakah ia mengetahui percakapan Gembala-gembala Efrata
dengan para malaikat? Bukankah pada waktu itu ia tidak
berada di padang Efrata? Lalu darimana pula ia mengetahui
dialog Mariam dan Jibril? Bukankah dari mulut ke mulut juga
asalnya?

AJARAN-AJARAN PAULUS

Didalam ia membawakan ajarannya, maka ia, Paulus,
mengajarkan sesuatu yang dirasakan oleh masyarakat sangat
baru. Kesimpulan ajaran-ajarannya ialah:

1. Ia mengajarkan bahwa Tuhan bukan satu tetapi dua, yaitu
Allah Bapa dan Allah Anak. (I Korintus 1:3)
2. Yesus adalah juga Allah yang sama dan sehakekat
dengan-Nya. (sda)
3. Yesus telah disalib, mati dan dikuburkan, bangkit pula
pada hari yang ketiga, duduk disebelah kanan Allah Bapa yang
maha kuasa. Ia disalib adalah untuk menebus isi dunia ini,
sebab sekaliannya telah berdosa, tidak ada seorangpun yang
dibenarkan lagi, termasuk dia sendiri dan nabi besar
Muhammad s.a.w. (Rum 3:10, Rum 5:8, Galatia 1:4)
4. Ia, Paulus, mengajarkan bahwa hukum Taurat sudah tidak
berlaku lagi, sejak penyaliban Yesus di bukit Golgotha. Ia
kemudian berpendapat, bahwa hukum Musa adalah sebenarnya
sumber segala dosa, dan suatu kutukan yang tiada taranya.
(Rum 4 :15, Galatia 3:10, Galatia 2:21). Didalam Galatia
5:4 ia mengatakan: Maka kamu yang hendak dibenarkan oleh
Taurat Musa itu, sudah diceraikan daripada Kristus. Juga
dalam Rum 7:6, Galatia 3:24 dan 25, Rum 10:4 : Ia menekankan
bahwa Kristus Yesus itulah penyudah atau penammat Taurat.
Sehingga meskipun Paulus mengatakan ia tidak menentang
Taurat, tetapi hakekatnya ia menjadikan dirinya penentang
hukum Allah nomor wahid... (bacalah pula Kejadian 17:19
sebagai bahan pembanding, juga Matius 5:17)

Mengenai soal Khitan atau Sunat ia mengatakan: Camkanlah.
Aku Paulus, berkata kepadamu, kalau kamu mau bersunat, maka
Kristus tak berguna lagi sedikitpun bagimu. (Galatia 5:2).
Meskipun firman Allah s.w.t. telah beruilang-ulang
menegaskan perlunya sunat daging. (Kejadian 17:13, Ulangan
10:16 dan 30:6, Yermia 4:4) tetapi Paulus dengan beraninya
membatalkan sunat itu. Perihal makanan yang diharamkan Allah
seperti daging babi dst-nya, Paulus mengatakan: Maka barang
sesuatu yang terjual dipasar daging, makanlah dengan tiada
memeriksa sebab perasaan hati. (I Korintus 10:25). Itulah
sebabnya Lukas, murid didiknya lalu "mengarang" bahwa Allah
telah menemui Petrus menyuruh Petrus memakan semua binatang
tanpa kecualinya ia halal ataukah haram. (Kisah rasul-rasul
10:10-15)

February 21, 2009 10:58 PM

No comments: