Monday, June 8, 2009

Dialog Ke-TUHAN-an : 32

DimasRangga said...

Dewi Prasetyo said:

2. Kenapa Bencana yang terjadi di sekitar segita bermuda selalu berulang-ulang kali?

JAWABAN:

Saya pernah membaca sebuah buku karangan Muhammad Isa Daud yang berjudul: “Dialog Dengan Jin Muslim”, Saya Pribadi belum bisa menyimpulkan apalagi membenarkan isi buku tersebut, karena masalah ghoib adalah urusan Tuhan dan manusia hanya diberi pemahaman kecuali sedikit sekali jadi saya tidak mau berspekulasi dengan bertindak menyalahkan atau membenarkan tentang isi bab-bab dibuku tersebut.

Saya mencoba menelaah masalah ini dengan hukum logika alam semesta saja, karena latar belakang saya orang teknik.

Mengenai Segitiga Bermuda banyak terjadi kapal yang hilang dan kejadian-kejadian aneh lainnya, fenomena ini jika ditilik dari segi ilmu fisika mirip yang terjadi disebuah tempat diArab Saudi, tempat fenomenal tersebut bernama JABAL MAGNET, Kota Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam, Madinah Almunawarah (24° 28' 8.21" N 39° 36' 24.58" E) dikelilingi Jabal atau gunung batu.

Daerah Timur diliputi jabal batu hitam bagaikan bebatuan yang terbakar matahari, Sebelah Barat, utara dan selatan nampak batu berwarna kemerah-merahan.
Batas kota Madinah disebelah selatan adalah Jabal Ayr merupakan gunung tertinggi setelah Jabal Uhud. Dalam literatur sejarah Madinah, jabal yang dikenal menyimpang sejarah diantaranya jabal uhud, jabal tsur dan jabal Ayr. Salah satu kawasan bergunung-gunung diluar kota Madinah sekitar 30 km dari kota Madinah berbatasan dengan kota Tabuk, ternyata memiliki nilai wisata yang patut dikunjungi jemaah.

Dikawasan ini banyak yang menamai Jabal Magnet kendati tidak ada dalam literatur, namun jabal magnet menyimpan suatu misteri dan decak kagum bagi siapa saja yang berkunjung ke kawasan ini. Daya Dorong dan daya tarik magnit di berbagai bukit disebelah kiri dan kanan sepanjang jalan membuat kendaraan yang melaju dengan kecepatan 120 km perjam, ketika memasuki kawasan ini secara berlahan-lahan sekitar 5 kilo meter spidometer perlahan-lahan turun dan gigi perseneling harus diover hingga perseneling dua, namun sebaliknya jika meninggalkan kawasan ini mobil tanpa diinjak gas melaju dengan kecepatan hingga 120 km perjam.

“Jabal Magnet” berada didaratan berbeda dengan Segitiga Bermuda yang berada dikawasan lautan, tentu jika dikawasan Segitiga Bermuda memiliki kekuatan magnet yang berlipat-lipat dari kekuatan magnet diJabal Magnet Arab Saudi merupakan suatu malapetaka besar bagi apapun yang melewatinya terutama perahu, pesawat, dll.

Saya mencoba menjabarkan 2 tempat yang merupakan Fenomena Alam Besar tersebut, sebagai bahan literatur perbandingan untuk menambah wawasan hidup kita, mengenai keputusan untuk menyimpulkan hal ini tentu berada ditangan masing-masing pembaca, saya mencoba membahasnya dari segi ilmu yang saya miliki.


SEGITIGA BERMUDA

2 Tempat populer itu ialah Segitiga Bermuda - Bermuda Triangle yang letaknya di antara perairan Florida, Amerika Serikat - Puerto Rico, Mexico - dan kepulauan Bermuda di lautan Atlantik dan Segitiga Naga - Dragon’s Triangle (atau dikenali juga sebagai Laut Syaitan) yang letaknya diperairan Jepang yaitu kepulauan Miyake, Lautan Pasifik, 100 km dari Tokyo. Dan segitiga ini berhampiran dengan satu lagi segitiga yang hebat sebagaimana Segitiga Bermuda juga yaitu Segitiga Formosa yang berada di kepulauan Formosa, Taiwan. Dan bagi saya, Segitiga Formosa dan Segitiga Naga ini adalah seperti adik-beradik karena mirip dan kejadian-kejadian aneh pun berlaku di sana sebagaimana Segitiga Bermuda.

Kedua-duanya berada di garisan tengah Bumi dan satu di sebelah barat (Segitiga Bermuda) dan satu di sebelah timur (Segitiga Naga).

Kedua-dua tempat ini sangat populer dengan kehilangan kapal, pesawat dan kehilangan-kehilangan misteri lain apabila melalui kawasan tersebut. Tetapi bukan semua yang melaluinya akan hilang, tetapi sejarah banyak membuktikan betapa banyak yang sudah menjadi korban dan akhirnya missing in action di kawasan itu.


Beberapa TEORI tentang fenomena ini:

- Ada yang mengatakan karena medan magnet yang menarik ke dasar laut, karena tempat itu berada di garisan Agonik (Agonic line), di mana utara magnetik sama dengan utara geografik.

- Tempat itu merupakan tempat pertemuan arus dingin dan arus panas, yang bisa menimbulkan medan magnet. Juga diakui adanya uap yang naik dari air kawasan tersebut.

- Ada yang mengatakan kapal-kapal tenggelam karena adanya gas methana dan terjadinya proses Methane hydrate yang mengurangi kemampatan air.

- Adanya satu kawasan yang diberi nama ‘Blue Hole’, tetapi ia masih diragukan karena Blue Hole tidak mampu untuk menyedot kapal-kapal besar.

- Terjadinya angin ribut dan ombak laut yang amat besar menenggelamkan kapal-kapal yang melaluinya.

- Ada pula pendapat mengatakan mereka diculik oleh makhluk asing yang tinggal di situ (Tidak tahu benar atau salah, hanya sekedar mengemukakan teori yang berkembang ditengah masyarakat dan bukan kesimpulan).

- Dan tidak kurang yang mengatakan mereka diculik oleh kerajaan jin dan iblis (Tidak tahu benar atau salah, hanya sekedar mengemukakan teori yang berkembang ditengah masyarakat dan bukan kesimpulan).


Maka teori yang berkiblat ada campur tangan adanya kerajaan Jin memiliki suatu alasan yaitu:

- Iblis dan jin telah banyak yang lari ke kawasan lautan dan dasar laut.

- Syaitan amat suka bermain-main di tempat antara cerah dan gelap, sejuk dan panas.


Larangan Duduk di Antara Tempat Teduh dan Tempat yang Terkena Cahaya

Diriwayatkan dari seorang sahabat Nabi saw. bahwasanya Nabi saw. telah melarang duduk diantara tempat yang tertimpa cahaya dan tempat yang teduh. Dan beliau bersabda, "Ini adalah tempat duduknya syaitan," (Shahih, HR Ahmad [III/413]).

Diriwayatkan dari Buraidah r.a, "Bahwasanya Nabi saw. melarang duduk diantara tempat teduh dan tempat yang terkena sinar matahari," (Hasan, HR Ibnu Majah [3722]).

Ada beberapa hadits lain yang termasuk dalam bab ini yang diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Jabir bin Abdullah r.a.

Kandungan Bab:

1. Larangan duduk diantara tempat teduh dan tempat yang terkena sinar matahari, sebab itu merupakan tempat duduk syaitan. Hal ini dengan terang dijelaskan oleh Imam Ahmad dan Imam Ishaq sebagaimana yang tercantum dalam kitab Masaa'il al-Marwazi halaman 223.

Saya katakan, "Duduk di antara tempat teduh dan tempat yang terkena sinar matahari adalah perkara yang dibenci."

Ahmad berkata, "Telah tercantum hadits shahih dari Nabi saw. tentang larangan ini."

2. Duduk di antara tempat teduh dan tempat yang terkena sinar matahari berbahaya untuk kesehatan. Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam kitab Zaadul Ma'aad (IV/242) berkata, "Tidur di bawah sinar matahari dapat mengakibatkan sakit panas dan tidur di antara tempat teduh dan tempat yang terkena sinar matahari dapat menimbulkan penyakit."

Al-Manawi berkata dalam kitabnya Faidhul Qadir (VI/351), "Duduk di tempat tersebut berbahaya untuk kesehatan. Sebab jika seseorang sengaja duduk di tempat itu, kondisi tubuhnya akan rusak akibat adanya suhu yang bertolak belakang pada tubuh."

3. Apabila seseorang duduk di tempat teduh, lantas cahaya bergeser sehingga sebagian tubuhnya berada di tempat teduh dan sebagian lagi di tempat panas maka hendaklah ia bergeser ke tempat yang teduh.

Diriwayatkan dari Abu Hazim, ia berakta, "Rasulullah saw. melihatku sedang duduk di bawah sinar matahari lantas beliau menyuruhku agar pindah ke tempat yang teduh," (Ash-Shahihah [833]).

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, ia berkata, "Abu Qasim berkata, 'Apabila salah seorang dari kalian berada di bawah teduhan lantas teduhan tersebut bergeser sehingga separuh tubuhnya berada di tempat panas dan separuh lagi di tempat teduh maka hendaklah ia bangkit dari tempat tersebut'," (Ash-Shahihah [837]).

Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi Larangan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi'i, 2006), hlm. 3/291-292.


Abu Bakar bin Ubaid meriwayatkan: "Pada setiap rumah kaum muslimin ada jin Islam yang tinggal di atapnya, setiap kali makanan diletakkan, maka mereka turun dan makan bersama penghuni rumah."

Jin juga menjadikan tandas sebagai tempat tinggalnya. Rasullullah s.a.w. telah bersabda: "Sesungguhnya pada tiap-tiap tempat pembuangan kotoran ada didatangi jin, kerana itu bila salah seorang kamu datang ke tandas maka hendaklah ia mengucapkan doa: " Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari jin lelaki dan perempuan" (HR. Abu Dawud)

Jin juga sangat suka tinggal di lubang-lubang. Oleh kerana itu dalam sebuah hadis dijelaskan yang maksudnya: "Janganlah kamu kencing dilubang."
(HR. An-Nas'i)


KESIMPULAN

Dan hendaklah kita ingat, bukan hanya manusia yang mempunyai kerajaan di dunia ini, tetapi ada lagi makhluk lain yang berkerajaan termasuklah kerajaan jin dan iblis laknatullah. Tetapi kita juga tidak boleh berlepas diri dari bidang ilmu keduniaan seperti ilmu fisika dan lain-lain.

Wallahu a’lam


Berikut keajaiban Jabal Magnet dari Republika news:


JABAL MAGNET DIDUNIA ADALAH KEAJAIBAN DUNIA

JAKARTA--Orang sering menyebut "Keajaiban Dunia" adalah Menara Eiffel di Perancis, Piramid Giza di Mesir, Taj Mahal di India, Menara Miring "Pisa" di Italia, Patung Liberty di Amerika, Tembok Besar Tiongkok di China, atau lainnya.

Tapi, nama "Jabal Magnet" (Bukit Magnet) yang setiap musim haji selalu dikunjungi jutaan manusia dari berbagai belahan dunia yang sedang menunaikan haji, agaknya tak pernah masuk hitungan.

Konon, "Bukit Magnet" yang terletak sekitar 30 kilometer arah utara kota Madinah itu diketahui setelah ada pesawat terbang yang melintasi kawasan itu, tiba-tiba kecepatan pesawat berkurang dengan sendirinya.

Selain itu, otoritas Saudi Geological Survey (SGS) pada tahun 1999 sempat dikejutkan dengan adanya aktivitas swarm (gempa kecil terus-menerus) di Harrah Rahat yang merupakan pertanda naiknya sejumlah besar magma.

Bahkan, di sekitar Madinah diketahui ada kegempaan aktif di Harrah Rahat, yang sangat dimungkinkan terjadinya migrasi magma dan sebagian di antaranya diduga menyusup ke bawah Jabal Magnet, sehingga muncul "medan magnet" (daya tarik bumi) di kawasan itu.

"Saat ini, di Jabal Magnet yang merupakan kawasan padang pasir yang tandus tapi penuh dengan pohon, semak, dan bukit batu itu sudah banyak tenda yang sering dipakai masyarakat Madinah untuk berlibur," kata warga mukimin asal Indonesia, Suhendi, kepada wartawan ANTARA News yang meliput di Madinah.

Setiap Kamis sore atau malam Jumat, katanya, suasana di Jabal Magnet terlihat ramai dengan masyarakat Madinah yang bercengkerama bersama anak-anak, saudara, dan kawan-kawannya.

"Pemerintah Arab Saudi sudah membangun fasilitas mainan dan tempat berteduh di kawasan Jabal Magnet yang merupakan jalan buntu, karena Jabal Magnet memang tidak ada jalan tembus, sehingga pergi dan pulang pun hanya tinggal memutar di bundaran Jabal Magnet," katanya.

Warga Madinah yang ingin melakukan perkemahan atau sekadar jalan-jalan, katanya, sering juga membawa tenda sendiri dengan membawa makanan sendiri. "Di masa dahulu, wilayah itu merupakan tempat uzlah atau menyepi bagi mereka yang ingin menenangkan diri," katanya.

Lantas, apa "keajaiban" dari Jabal Magnet itu sendiri ?! Keajaiban Jabal Magnet itu terasa dari adanya tarikan "medan magnet" (daya tarik bumi) saat pulang dari kawasan tandus itu, karena mobil akan melaju kencang dengan sendirinya dalam kecepatan 120 kilometer/jam, meski mesin mobil dimatikan.

Namun, keajaiban "Tanah Suci" itu hanya berlangsung sekira 2-3 kilometer dari arah kepulangan dari "Jabal Magnet" yang saat datang ke lokasi itu justru sebaliknya yakni mengalami dorongan berat untuk tiba di lokasi itu.

"Geligi mesin harus dikurangi hingga 1-2 geligi saat menuju ke jabal itu, karena perjalanan ke Jabal Magnet terasa berat," kata pengemudi asal Sampang, Madura yang juga mukimin, Sappak Suliy.

Tapi, jangan berharap dapat sampai ke lokasi itu dengan menanyakan kepada warga Madinah bila menyebut nama "Jabal Magnet" karena nama dari salah satu lokasi ziarah/kunjungan/wisata di Madinah itu tidak akrab di telinga masyarakat Madinah sendiri.

"Saya harus berputar-putar sekitar tiga jam untuk mengantarkan tim MCH (Media Center Haji) Daker (Daerah Kerja) Madinah," kata Sappak Suliy yang mengemudikan mobil tim MCH Daker Madinah itu setelah berkeliling mencari lokasi itu (11/11).

Bahkan, Sappak harus bertanya kepada enam warga Madinah yang ditemui untuk menunjukkan salah satu lokasi ziarah favorit bagi jemaah haji Indonesia itu, sehingga sembilan jurnalis yang diantar hampir saja putus asa.

Namun, ketika sempat berhenti untuk bertanya kepada seseorang di madrasah Jamiyah Islamiyah, Madinah, akhirnya warga Pakistan yang juga "mukimin" menyebut nama lain.

"Orang itu menyebut Jabal Magnet itu dengan Mantiqotul Baido (Tanah atau Perkampungan Putih) dengan menunjukkan arah dari Masjid Qiblatain berbelok ke kiri, kemudian melaju ke arah Jabal Uhud," katanya.

Dari Jabal Uhud, katanya, rombonngan diminta mengambil posisi berbelok ke kiri ke arah kota Tabuk hingga sampai ke bundaran jalan yang terakhir, kemudian berbelok kanan hingga beberapa kilometer akan tiba ke jalan buntu di kawasan bebukitan yang dikenal jemaah haji Indonesia sebagai "Jabal Magnet" itu.

Di lokasi yang berjarak 30 kilometer dari kota Madinah itu, pedagang di kawasan itu, Muhammad, mengaku jemaah haji Indonesia memang banyak yang mengunjungi "Jabal Magnet" selama musim haji.

"Banyak jemaah haji Indonesia yang datang ke sini sejak pagi hingga siang," kata pedagang minyak wangi itu.

Jalan menuju lokasi itu pun tak kalah menariknya, karena ada hamparan perkebunan kurma di sepanjang perjalanan dan bila tiba di padang pasir yang tandus akan terlihat sekelompok unta yang berlalu-lalang dari kejauhan.

Hingga kini, belum diketahui secara jelas hubungan antara magnet dengan laju kendaraan, karena batu yang mengandung biji magnet itu diduga berada di bawah permukaan jalan yang dilewati, bukan di dalam bukit.

Alasannya, bila medan magnet ada bebukitan tentu semakin mendekati bukit akan semakin kuat daya tariknya, sehingga kendaraan dapat menempel di bebukitan, namun medan magnet tampaknya ada dalam radius 3-4 kilometer saja.

Tentu, keajaiban dunia di utara Madinah itu bukan isapan jempol, karena jutaan orang dari berbagai belahan dunia sudah membuktikan kebenarannya, namun Jabal Magnet agaknya perlu penelitian lanjutan.ant/ya
Salah satu bukti kebesaran Allah. Diduga karena pengaruh bebatuan di dasar Madinah. Dibiarkan sebagai misteri untuk mengundang wisatawan.
Satu tempat favorit yang selalu dikunjungi jemaah haji asal Indonesia adalah Jabal (Gunung) Magnet. Popularitas Jabal Magnet di kalangan jemaah kita, membuat kawasan hijau sekitar 30 kilometer dari kota Madinah itu dipenuhi jemaah asal Indonesia setiap musim haji. Itulah yang mendorong saya untuk mencapainya. Asal tahu saja, adalah jemaah Indonesia pula yang memberi nama tempat itu sebagai Jabal Magnet. Warga setempat menyebutnya Mantheqa Baidha, yang berarti perkampungan putih.
Tidak semua jabal (gunung batu) di Arab Saudi diberi nama. Hanya tempat-tempat bersejarah saja yang diberi nama. Misalnya, Jabal Uhud, Jabal Nur, dan Jabal Tsur. Tempat-tempat itulah yang termasuk dalam kalender ziarah jemaah haji Indonesia. Namun, bagi sebagian jemaah, Jabal Magnet tak kalah penting untuk dikunjungi sebagai upaya menyaksikan bukti kebesaran Allah.

Sesuai dengan penamaannya, di tempat itu terjadi fenomena alam yang jarang ditemui di tempat lain. Yakni, terjadinya anomali magnetik dan kacaunya pengaruh gravitasi. Ini dibuktikan dari kendaraan yang saya tumpangi saat berkunjung ke sana awal Januari lalu.
Sesaat setelah melewati kawasan bendungan air, tiba-tiba laju bus menjadi berat. Mustofa, sopir yang membawa saya, berkali-kali menurunkan perseneling. Mobil yang tadinya melaju kencang sampai kecepatan 120 kilometer per jam itu, menjadi tersendat dengan kecepatan sekitar 40 kilometer per jam saja. Belum cukup, di jalanan menurun itu, Mustofa mematikan mesin kendaraan. Ajaib, mobil malah menjadi mundur kearah menanjak. Sebaliknya, tatkala kearah kembali ke Madinah, Mustofa menetralkan gigi perseneling. Bus bahkan bisa melaju melebihi kecepatan 120 kilometer perjam.
Bukan itu saja. Saat tiba di ujung jalan yang berupa kawasan batu gersang sebagaimana kebanyakan terlihat di Arab Saudi, beberapa bukti lain saya dapatkan. Jarum penunjuk kompas menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya. Arah utara-selatan jadi kacau. Selain itu, beberapa pengunjung mengaku kehilangan data di telepon selulernya. “Subhanallah, inilah salah satu bukti kebesaran Allah,” kata Nyonya Nailah Umar, alumni ESQ yang satu rombongan dengan saya.
Dari informasi yang diperoleh, fenomena itu ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang Arab Baduy. Saat berkendara di situ, si Baduy kebelet ingin buang air kecil. Saat melaksanakan hajatnya itu, tiba-tiba mobil yang diparkirnya berjalan sendiri. Makin lama makin kencang pula. Padahal, mesin mobil dalam keadaan mati, dan di jalan datar.

Sejak saat itu, banyak warga lain yang berdatangan untuk membuktikan cerita si Baduy. Alhasil, tempat itu berkembang menjadi kawasan wisata penduduk Madinah. Saat musim haji, banyak pula jemaah haji yang menyambanginya. Pemerintah Arab lalu membangun jalan mulus untuk menuju lokasi tersebut. Di daerah yang terhitung hijau karena banyak tumbuh pohon kurma itu, juga dilengkapi dengan sarana wisata lainnya. Ada tenda-tenda untuk pengunjung, ada mobil mini yang bisa disewa untuk merasakan tarikan medan magnet itu.
Pengamat geologi Ma’rufin menuliskan, secara geologis fenomena Jabal Magnet bisa dijelaskan, karena kota Madinah dan sekitarnya berdiri di atas Arabian Shield tua (berumur 700-an juta tahun). Kawasan itu berupa endapan lava alkali basaltik (theolitic basalt) seluas 180.000 km persegi yang usianya muda (muncul 10 juta tahun silam dengan puncak intensitas 2 juta tahun silam). Lava yang bersifat basa itu muncul ke permukaan Bumi dari kedalaman 40-an kilometer melalui zona rekahan sepanjang 600 kilometer yang dikenal sebagai Makkah-Madinah-Nufud volcanic line.

Banyak gunung berapi terbentuk di sepanjang zona rekahan itu. Seperti Harrah Rahat, Harrah Ithnayn, Harrah Uwayrid dan Harrah Khaybar. Tidak seperti di Indonesia yang gunung-gunungnya berbentuk kerucut sehingga memberi pemandangan eksotis, gunung-gunung di Arab berbentuk melebar dengan puncak rendah. Kompleks semacam ini cocok disebut volcanic field atau harrah dalam bahasa Arab.
Harrah Rahat adalah bentukan paling menarik. Dengan panjang 310 km membentang dari utara Madinah hingga ke dekat Jeddah dan mengandung sedikitnya 2.000 km kubik endapan lava yang membentuk 2.000 lebih kerucut kecil (scoria) dan 200-an kawah maar. Selama 4.500 tahun terakhir, Harrah Rahat telah meletus sebanyak 13 kali dengan periode antarletusan rata-rata 346 tahun.

Letusan besar terakhir terjadi pada 26 Juni 1256, yang memuntahkan 500 juta meter kubik lava lewat 6 kerucut kecilnya selama 52 hari kemudian. Lava itu mengalir hingga 23 km ke utara, dan hampir menenggelamkan kota suci Madinah yang letaknya memang lebih rendah, jika saja tidak ada mukjizat yang membuat aliran lava berhenti ketika jaraknya tinggal 4 km saja dari Masjid Nabawi.

Nah, basalt, secara umum tersusun dari mineral piroksen, olivin, ilmenit dan feldspar. Tiga mineral pertama mengandung besi, namun tidak dalam porsi dominan seperti Fe3O4. Memang dimungkinkan mineral-mineral itu melapuk dan kemudian besinya membentuk Fe3O4 sendiri, dan terkonsentrasi di Jabal Magnet hingga menghasilkan anomali magnetik, mengingat Fe3O4 memiliki sifat ferromagnetik. Namun, itu sulit dibayangkan, mengingat umur basalt di sekitar Madinah masih sangat muda, tidak lebih dari 2 juta tahun. Terlebih dengan sumber panas (magma) di bawahnya, memungkinkan besi melampaui titik Curie, terutama saat letusan sehingga kehilangan sifat kemagnetannya.
Pada 1999, otoritas Saudi Geological Survey (SGS) sempat dikejutkan dengan adanya aktivitas swarm (gempa kecil terus-menerus) di Harrah Rahat, pertanda naiknya sejumlah besar magma. Itu memaksa SGS memasang sejumlah seismometer. Dan di sekitar Madinah diketahui betapa aktifnya kegempaan Harrah Rahat, terkait dengan migrasi magma tersebut, yang memroduksi ratusan gempa-gempa kecil tiap hari dengan magnitude 1 - 3 Skala Richter, dan ada kalanya mencapai 4 Skala Richter. Bisa jadi, migrasi magma tadi juga menyelusup ke bawah Jabal Magnet dan menghasilkan perubahan kontur permukaan.
Sejauh ini, belum pernah dilakukan penelitian ilmiah untuk menjelaskan fenomena ini. Pemerintah Arab tampaknya lebih suka membiarkan keajaiban alam itu sebagai misteri. Dengan begitu, akan mengundang rasa penasaran setiap jemaah haji dan umroh yang mengunjungi Tanah Suci. Tidak terkecuali saya.

Wallahu’Alam

Wassalam

April 19, 2009 10:22 PM

No comments: