Informasi yang pernah saya baca dari beberapa buku dan majalah, semoga menambah sedikit pencerahan pemahaman kita tentang asupan vitamin c ini. Sebenarnya kebutuhan vitamin C kita sehari 60 mg s/d 100 mg/hari (identik dengan 1-2 gelas jouce jeruk atau 1-2 buah jeruk) pada kondisi normal, dan pada kondisi tidak normal/ stres berat bisa meningkat 2 kali lipat (100 mg- 200 mg/hari), dan didalam tubuh kita hanya mampu menyimpan 100 mg/kgBB atau rata -rata 6000 mg .
Vitamin C termasuk salah satu vitamin yang water soluble, berfungsi antara lain reepitilasi jaringan, anti oksidan, katalisator, dll. Jadi bila kita tidak mendapatkan asupan dari yang lain kecuali dari 1-2 buah jeruk seperti tersebut diatas, itu sudah dianggap cukup oleh tubuh, dan apabila berlebihan maka akan dikeluarkan melalui air kencing. Tentang isu berkaitan dengan kanker, dan efek sampinya yang lain, misalnya batu ginjal, mungkin uraian dibawah ini dapat menjadi bahan masukan.
Pada pemakaian vitamin C dosis tinggi, maka kelebihan dari deposit yang 6000 mg(6 gram) tersebut akan dikeluarkan melalui ginjal dan pada pemakaian jangka panjang akan terjadi endapan sitrat pada system organo urinary tract (ginjal sampai lubang pelepasan / OUE = Orifisium Uretra Externum), akan menjadi batu sitrat dan segala implikasinya/kerusakan ginjal, dll.
Kaitannya dengan kanker adalah pada pemakain vitamin C dosis tinggi/Mega dosis (minimal 500 mg/hr) dan pada waktu yang lama(minimal 6 Minggu) maka akan merangsang terjadinya perubahan galur-galur DNA sel kita, sehingga dimungkinkan sel sel tubuh kita akan berprilaku menyimpang dan salah satunya menjadi sel metaplastik dan ini yang menjadi cikal bakal kanker tergantung pada DNA sel mana yang telah mengalami metaplastik tersebut. Lalu bagaimana dengan prilaku kita, orang- orang sekitar kita, teman kita, karyawan kita, masyarakat kita dst., dengan asupan vitamin C ini ?
Jawabannya sangat mengkawatirkan !!!
Mereka sebagaian telah menjadikan vitamin C kemasan, seperti CDR, Theragran, Enervon C, Ester C, Sonce, dll sebagai suplemen yang harus dikosumsi setiap hari tanpa harus mengetahui efek samping yang akan mereka terima bila dikosumsi dalam jangka panjang. Mereka telah termakan oleh iklan produk-produk konsumerisme yang membahayakan. Sebenarnya pemakaian dosis tinggi masih diperkenankan sepanjang tidak dilakukan dalam waktu yang lama seperti diatas, karena dosis tinggi dalam short time tsb. penting untuk meningkatkan cadangan/deposit yang mungkin turun sampai titik terendah menuju ke peaknya kembali -/+ 6000 mg tsb. inipun masih ada catatan bila tidak terdapat efek samping dari vitamin C tersebut terhadap organ lain, misalnya terhadap GI tract/lambung, misalnya gastritis, ulkus peptikum, dll.
Saya sangat sependapat dengan Dr. Suharnyoto MSc., bahwa seyogyanya pemakain vitamin C ini digunakan pada saat tertentu dan dosisnya dibatasi misalnya 1/2 tablet CDR per hari, dll., karena sejatinya berdasarkan kemasan tersebut ada yang akan tereduksi oleh sesuatu, mulai enzym , asam basa lambung dan zat-zat tertentu, misal makanan, minumam, susu, obat maag, dll, dalam perjalanan (mulut sampai usus) sampai vitamin tersebut diserap di usus. Misalnya :
* Kemasan effecement misalnya CDR, SonCe, dll. akan terserap bersih 35 % - 45 %.
* Kemasan elixer/syrup misalnya Sakatonik Liver, dll. akan terserap bersih 35 % - 50 %.
* Kemasan tablet/kaplet misalnya Theragran M, Supradex,dll. akan terserap bersih 45 % - 65 %.
* Kemasan tablet/kaplet bersolut misalnya Becefort/EnervonC akan terserap bersih 65 % - 75 %.
* Kemasan Capsul/solf camsule misalnya Supertin/Hemaviton akan terserap bersih 65 % - 80 %.
Saran:
1. Mari kita kembali ke pola pola alamiyah. Bila masih cukup asupan vitamin tersebut dari makanan dan minuman sehari hari, tidak perlu kita menggunakan asupan dari luar.
2. Bila dianggap kurang dengan tanda salah satunya yang paling gampang adalah sariawan (scurvy), yang kemungkinan besar karena defisiensi vitamin C, maka sebaiknya pertimbangkan untuk mendapatkan asupan vitamin C dari luar dengan jalan antara lain:
* Dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung vitamin C, bahkan bunga matahari sekalipun bias digunakan sepanjang bukan yang transgenik, dan yang ditaman secara alamiah.
* Dari buah-buahan dan sayur-sayuran yang banyak mengandung vitamin C, bahkan bunga matahari sekalipun. Dengan catatan harus dicuci dengan bersih dan dikupas kulitnya.
* Menggunakan suplemen obat-obatan yang terukur/ tertera daftar isinya dan kandungan vitamin C nya. Dan selanjutnya Selamat menghitung dan memperkirakan kira-kira seberapa banyak deposit vit C yang tersisa didalam tubuh kita dan seberapa banyak asupan yang harus kita masukkan, kemudian dikontrontir dengan kemasan yang akan dipakai.
* Tentukan sehari harus minum berapa mili gram dan berapa kali, berapa lama, serta kemasan mana yang paling aman untuk dikosumsi. Saran beliau (dr. Suharnyoto MSc.) sehari maksimum 500 mg dapat dijadikan salah satu pegangan.
* Jangan gunakan mega dosis lebih dari 10 hari, cukup 3-5 hari.
* Setelah itu lakukan tapering off/diturunkan secara bertahap dan akirnya berhenti.
* Buat mbak Dwi/ Mbak Ayoe TS mohon selalu diingatkan tentang bahaya sulemen vit C kepada pengguna yang meminta suplemen tsb.
3. Carilah dan temukan kausa/penyebab kekurangan vitamin C tersebut dengan segera. Terutama stressor yang kronis, karena setiap ada stres proses metabolisme ditubuh kita akan dipercepat, sehinga kebutuhan vitaminnyapun akan meningkat.
4. Perlu diketahui "Suplemen vitamin C bukan obat yang dapat menyembuhkan kelelahan atau stress.
Klinik Darajat
Dr. Nurudin
Thursday, July 31, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment