Terapi hijamah disesuaikan dengan sunah Nabi Muhammad
"Apabila ada atau ada kebaikan pada sesuatu dari obatmu , maka ia ada pada hijamah atau meminum madu (herba) "
(H.R.Bukhori)
Pengobatan alternatif dengan metode bekam, bukanlah hal baru di kalangan masyarakat Indonesia. Pengobatan itu bahkan telah dipraktikkan ribuan tahun lalu dari di Timur Tengah hingga ke daratan Cina. Bahkan Rasululloh Muhammad SAW-- menurut riwayat para sahabatnya-- kerap melakukan pengobatan de-ngan bekam untuk mengatasi penyakit yang dideritanya.
Bekam dalam bahasa Arab disebut Hijamah. Usaha yang dilakukan dalam pengobatan bekam adalah mengeluarkan darah kotor atau angin dengan menggunakan alat yang disebut kop (menyerupai gelas kecil) yang ditempelkan pada beberapa titik tubuh.
Titik utama yang harus dibekam hanyalah tiga. Satu titik berada di tengah ubun-ubun, dua titik di bawah bagian telinga kiri dan kanan. Namun, bisa juga ditambahkan beberapa titik lagi, misalnya titik yang berada di daerah punggung, pinggang, dan kaki, tangan dan tulang ekor. "Umumnya metode ini untuk meringankan gangguan pada organ dan saraf, terutama karena gangguan kelebihan darah, darah kotor atau ke-dua-duanya. Ada beberapa titik bekam yang disukai Rasullulah SAW, yakni di atas dua urat leher, tujuannya untuk mencegah sakit kepala, sakit di wajah, sakit gigi, sakit telinga, sakit hidung dan sakit kerongkongan.
teknik bekam terdiri dari dua macam, yaitu bekam kering dan basah.
Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah) dilakukan dengan mengisap permukaan kulit dan memijat daerah sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Pengobatan itu sangat bermanfaat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan nyeri urat punggung karena sakit rematik. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan sayatan silet atau suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari.
Sedangkan bekam basah (Hijamah Rothbah) dilakukan permukaan kulit, kemudian secara sengaja kulit dilukai dengan jarum tajam atau silet. Daerah di sekitar luka silet diisap dengan alat cupping set dan hand pump agar darah kator keluar dari dalam tubuh. Lamanya setiap isapan 3 sampai 5 menit dan maksimal 9 menit. Setelah itu, darah kotor dibuang. Pengisapan tudak lebih dari 7 kali. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Selama 3 jam selanjutnya, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air," ujarnya. Alat bekam yang digunakan, tentu berbeda dengan zaman dulu.
Ketika Rasulullah SAW melakukan bekam, beliau menggunakan kaca yang berupa cawan atau mangkuk. Pada zaman Cina kuno, bekam disebut sebagai pengobatan tanduk karena alat itu dipakai untuk menggantikan kaca, Pada abad 18, masyarakat Eropa menggunakan lintah.
No comments:
Post a Comment