Monday, June 8, 2009

Dialog Ke-TUHAN-an : 33

DimasRangga said...

Dewi Prasetyo said:

3. Bagaimana dari sudut pandang Islam menanggapinya?

JAWABAN:

Saya hanya bisa menjelaskan dari segi fisik saja, sedang untuk yang ghoib (tentang Jin, kerajaan Jin, dll) saya tidak berani melakukannya karena saya tidak memiliki pengetahuan didalamnya. Mohon dimaklumi.

Al Israa’ surah 17 ayat 36 :

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan-jawabnya

Al Hujuraat surah 49 ayat 12 :

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa

Ali ‘Imran surah 3 ayat 8

(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”

Mempelajari ilmu apa saja pada dasarnya adalah kewajiban atas setiap muslim dan hal inipun berulang-ulang ditekankan oleh al-Qur’an dan Hadis. Dengan ilmu orang bisa selamat dalam beramal, dengan ilmu juga orang bisa mendapatkan kebahagiaan dan dengan ilmu juga seorang muslim tidak bisa dipermainkan, dibodohi ataupun direndahkan oleh orang lain.

Rasulullah Saw bersabda : ‘ Wahai Abu Dzar, hendaklah engkau pergi mempelajari satu ayat dari kitab Allah adalah lebih baik bagimu daripada engkau Sholat seratus rakaat; dan hendaklah engkau pergi mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan ataupun belum dapat diamalkan maka adalah hal tersebut lebih baik untukmu daripada engkau Sholat seribu rakaat’ – Hadis Riwayat Ibnu Majah

Berbicara mengenai ilmu ghaib merupakan ilmu yang berhubungan dengan hal-hal yang tidak secara langsung tampak oleh panca indera dan memerlukan alat diluarnya untuk membantu memahami dan melihatnya ; Karenanya seorang ilmuwan yang mempelajari ilmu tentang mikroba atau virus bisa juga disebut sedang mempelajari ilmu ghaib karena mikroba atau virus tidak dapat terlihat secara kasat mata dan hanya bisa dilihat melalui alat bantu bernama mikroskop atau sejenisnya. Betul tapi itu sifatnya masih 1 dimensi dengan kita, tapi dunia/alam Jin sudah berbeda dimensi dengan alam manusia, apalagi alam ruh.

Dan mereka akan bertanya kepadamu tentang ruh. Jawablah : ‘Ruh itu masalah Tuhanku; dan kamu tidak diberi ilmu mengenainya kecuali sedikit saja’ – Qs. 17 al-Israa : 85

Nabi Sulaimanlah yang diberi keistimewaan oleh Allah SWT untuk menguasai Jin, angin, dll dan tunduk dalam perintah beliau.

Tetapi untuk urusan ruh, nabi Sulaiman dan Jin sendiri tidak diberi pengetahuan sama sekali oleh Allah SWT. Berikut buktinya:

Alam terbagi-bagi menjadi beberapa dimensi, untuk manusia: Ada alam sebelum penciptaan, alam kandungan, alam dunia, alam kubur, alam akherat lalu diberi keputusan untuk menjadi penghuni alam surga atau neraka. Disamping dimensi manusia ada juga dimensi lain yaitu alam Jin, alam malaikat, dll.

Al-Quran mengisahkan bahwa tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan kematian Sulaiman kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya yang ia sandar kepadanya ketika Tuhan mengambil rohnya. Para Jin yang sedang mengerjakan bangunan atas perintahnya tidak mengetahui bahwa Nabi Sulaiman telah mati kecuali setelah mereka melihat Nabi Sulaiman tersungkur jatuh di atas lantai, akibat jatuhnya tongkat sandarannya yang dimakan oleh anai-anai. Sekiranya para Jin sudah mengetahui sebelumnya, pasti mereka tidak akan tetap meneruskan pekerjaan yang mereka anggap sebagai siksaan yang menghinakan.

Berbagai cerita yang dikaitkan orang pada ayat yang mengisahkan matinya Nabi Sulaiman, namun karena cerita-cerita itu tidak ditunjang dikuatkan oleh sebuah hadis sahih yang muktamad, maka sebaiknya kami berpegang saja dengan apa yang dikisahkan oleh Al-Quran dan selanjutnya Allahlah yang lebih Mengetahui dan kepada-Nya kami berserah diri.

Kisah Nabi Sulaiman dapat dibaca di dalam Al-Quran, surah An-Naml ayat 15-44 :

• 16~ Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata: “Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya semua ini benar-benar satu kurnia yang nyata.”

• 17~ Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya dari Jin, manusia dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib { dalam barisan }.

• 18~ Hingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut. “Hai semut-semut masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya sedangkan mereka tidak menyedari.”

• 19~ Maka dia tersenyum dengan tertawa { mendengar } perkataan semut itu dan dia berdoa: “Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang engkau telah anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang ibu bapaku dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang soleh.”

• 20~ Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata: “Mengapa aku tidak melihat hud-hud? Apakah dia termasuk yang tidak hadir?”

• 21~ Sungguh benar-benar aku akan mengazabnya dengan azab yang keras atau benar-benar menyembelihnya kecuali kalau benar-benar dia datang kepadaku dengan alasan yang terang.”

• 22~ Maka tidak lama kemudian {datanglah hud-hud} lalu ia berkata: “Aku telah mengetahui sesuatu yang belum kamu mengetahuinya dan kubawa kepadamu dari negeri Saba’ suatu berita penting yang diyakini.

• 23~ Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgahsana yang besar.

• 24~ Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari selain Allah dan syaitan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan {Allah} sehingga mereka tidak dapat petunjuk,

• 25~ agar mereka tidak menyembah Allah yang mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan yang mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.

• 26~ Allah tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Dia, Tuhan yang mempunyai ‘Arasy yang besar”.

• 27~ Berkata Sulaiman: “Akan kami lihat apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta.

• 28~ Pergilah dengan {membawa} suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpaling dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan.”

• 29~ Berkata ia {Balqis}: “Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang mulia.

• 30~ Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya {isinya}, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

• 31~ Bahawa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”

• 32~ Berkata dia {Balqis}: “Hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku {ini} aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam {majlis} ku.”

• 33~ Mereka menjawab: “Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan {juga} memiliki keberanian yang sangat {dalam peperangan} dan keputusan berada ditanganmu, maka pertimbangankanlah apa yang akan kamu perintahkan.”

• 34~ Dia {Balqis} berkata: “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki sesuatu negeri, nescaya mereka akan membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.

• 35~ Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka dengan {membawa} hadiah dan {aku akan} menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu.”

• 36~ Maka tatkala utusan itu sampai kepada Sulaiman berkatalah ia: “Apakah kamu patut menolong aku dengan harta? Maka apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik dari apa yang diberikannya kepadamu, tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.

• 37~ Kembalilah kepada mereka sungguh kami akan mendatangi mereka dengan bala tentera yang mereka tidak berkuasa melawannya dan pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu {Saba’} dengan terhina dan mereka akan menjadi {tawanan-tawanan} yang tidak berharga”.

• 38~ Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgahsananya {Balqis} kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”

• 39~ Berkata “Ifrit” {yang cerdik} dari golongan jin: “Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya {lagi} dapat dipercaya”.

• 40~ Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Alkitab: “Aku akan membawa singgahsana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgahsana itu terletak di hadapannya, ia pun berkata: ” Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencuba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari {akan nikmat-Nya} Dan barang siapa bersyukur untuk {kebaikan} dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”.

• 41~ Dan berkata {Sulaiman}: “Ubahlah baginya singgahsananya; maka kita akan melihat apakah diamengenal {singgahsananya sendiri} ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal.”

• 42~ Dan ketika Balqis datang ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgahsanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgahsana ini singgahsanaku kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri.”

• 43~ Dan apa yang disembahnya selama ini selain Allah mencegahnya {utk melahirkan keislamannya} kerana sesungguhnya dia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir.

• 44~ Dikatakan kepadanya: “Masukkanlah kedalam istana”. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman kepada Balqis: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca”. Berkatalah Balqis: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.”
{ An-Naml: 15 ~ 44 }


Kisah Nabi Sulaiman juga diceritakan didalam surah Saba’ dari ayat 12 sehingga 14 sebagaimana maksudnya :

• 12~ Dan kami {tundukkan} angin bagi Sulaiman yang perjalanannya di waktu petang sama dengan perjalanan sebulan {pula} dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya {dibawah kekuasaannya} dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.

• 13~ Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang {besarnya} seperti kolam dan periuk yang tetap {berada di atas tungku}. Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur {kepada Allah}. Dan sedikit sekali hamba-hamba-Ku yang berterima kasih.

• 14~ Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali anai-anai yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin bahawa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam seksa yang menghinakan.”
{ Saba’ : 12 ~ 14 }


Demikianlah kisah Nabi Sulaiman a.s. dan kerajaannya dan segala macam nikmat dan kelebihan yang dikurniakan oleh Allah s.w.t. kepadanya. Nabi Sulaiman telah meminta dari Allah s.w.t. agar dikurniakan dengan sebuah kerajaan yang tidak pernah dikurniakan kepada sesiapapun sebelumnya dan sesudahnya. Allah s.w.t. menerima permohonan Sulaiman a.s. dan memudahkan baginya barang apa yang ada di langit dan di bumi utknya.


Kunci-Kunci Ilmu Gaib di Tangan Allah


Kaum muslimin rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan hanya di sisi-Nya lah kunci-kunci ilmu gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia” (QS Al An’aam: 59).

Wallahu’Alam


Wassalam

April 19, 2009 10:26 PM

DimasRangga said...

X said:

seandainya sy seorang freemasonry/jews/atheist/satanik/illuminati/dsb.., dan sy mau bertaubat, tp sy bingung sekali agama mana yg hrs sy pilih islam / kristen kah...apalagi setelah membaca blog ini, hmm...mgkn lbh baik sy memilih agama lain selain 2 itu, toh setiap agama mengajarkan kebaikan dan menjanjikan surga...

jd sbnrnya sy ingin tahu skali kepastian apa yg menjamin hidup sy sekarang, nanti pd hari kiamat, dan nanti setelah hari kiamat:

1.apa yg akan pak dimas sampaikan n janjikan jika sy mnjadi seorang muslim?

JAWABAN:

Dalam Agama Islam tidak ada pemaksaan untuk masuk keAgama ini, Kami sekedar menyampaikan (walaupun 1 ayat) karena itu adalah kewajiban kami sebagai seorang Khalifah dimuka bumi.

Sedangkan urusan hidayah adalah urusan Allah SWT semata, dakwah dan kerja keras adalah ikhtiar kami. Jadi Kami menyampaikan sesuatu yang hak sebagaimana Allah yang telah ajarkan kepada Nabi Kami, dan selanjutnya setelah Nabi Muhammad tiada, Tugas Rasulullahlah yang Kami emban sebagai Khalifah untuk kami sampaikan kepada seluruh umat manusia. Allah memberikan hidayah atau tidak kepada orang yang kami dakwahi adalah bukan urusan kami, Allah hanya melihat usaha keras Kami. Jika tidak mau, tidak ada paksaan dalam ajaran Islam. Jika mereka menolaknya, Barulah setelah itu kami mengucapkan “Lakum Diinukum Waliyaddiin” “Bagimu Agamamu dan Bagiku Agamaku”. Tapi kami tetap berharap kepada Allah agar membukakan hati untuk memasukan pintu Hidayah/petunjuk-Nya. SELALU!

Berikut surat Surat alIkhlas :1-4

1. Katakanlah : “Dialah Allah, Yang Maha Esa”
2. Allah adalah Tuhan, yang bergantung kepada Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada diperanakkan.
4. Dan tidak ada seorang pun / sesuatu pun yang setara dengan Dia


Seorang muallaf memiliki banyak keuntungan daripada seorang yang menjadi Muslim semenjak lahir karena dua alasan:

1. Seorang muallaf mendapatkan ganjaran yang lebih besar dari Tuhan ketimbang seorang yang menjadi Muslim semenjak lahir. Seorang muallaf yang menjadi Muslim biasanya setelah ia mengadakan riset yang panjang dan detail serta harus menghadapi berbagai tekanan psikologis, lantaran mengganti agama bukanlah sebuah pekerjaan mudah.

Hal ini menuntut keberanian dan usaha si Muallaf, sementara orang yang semenjak kecilnya telah memeluk Islam (Muslim) menerima agamanya melalui warisan dari orang tuanya.

2. Seorang muallaf dipandang, dengan masuknya ia ke dalam Islam, suci dan terbebas dari dosa-dosa sebelumnya. Seluruh dosa-dosa yang ia kerjakan semasa ia memeluk Kristen, Freemasonry, Atheis, Illuminati, dll dihapus secara keseluruhan. Ia hanya akan bertanggung jawab dengan dosa-dosa yang ia lakukan setelah ia menjadi seorang Muslim.

Oleh karena itu, jika seseorang menjadi Muslim pada pagi hari, setelah matahari terbit, kemudian ia meninggal pada siang harinya, ia berhak memasuki surga tanpa melakukan atau mengerjakan ritual-ritual keagamaan yang diwajibkan bagi setiap Muslim. Ia tidak harus mengerjakan shalat subuh lantaran ia memeluk Islam setelah matahari terbit, juga tidak harus mengerjakan shalat Zhuhur karena ia meninggal sebelum waktu shalat Zhuhur tiba.

Semoga Jawabannya memuaskan Anda. Thanks

April 20, 2009 1:55 AM

No comments: